SOLOPOS.COM - Proses produksi konten Ndog Dadar (Ndongeng dari Rumah) oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Sukoharjo. Konten yang diproduksi dalam gambar tersebut adalah Candi Sirih: Candi Batu Tufa Warisan Mataram Kuno yang dapat diakses dalam Youtube @Disarpus Sukoharjo. (Istimewa/ Tunardi).

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Disarpus) Sukoharjo bakal mengembangkan konten mereka dalam program Ndongeng dari Rumah atau Ndog Dadar. Setelah sebelumnya mengulas soal sejarah, sekarang akan mulai mengulas wisata dan kuliner.

Pustakawan Ahli Madya Disarpus Sukoharjo, Tunardi, saat diwawancara di kantornya, Senin (17/10/2022), mengatakan Ndog Dadar lahir saat Covid-19 merebak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ndog Dadar adalah inovasi konten audio-visual ditujukan bagi masyarakat yang tidak dapat mengunjungi perpustakaan saat pandemi karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Inovasi ini lahir saat pandemi, karena kebijakan pemerintah, termasuk perpustakaan tidak dapat memberikan layanan langsung untuk menghindari penularan Covid-19,” kata Tunardi.

Turnadi memiliki ide untuk membuat informasi yang dapat disaksikan masyarakat berbentuk audio-visual yang dapat diakses di manapun.

Baca juga: Satu-Satunya di Sukoharjo, Perpustakaan Ngudi Ilmu Ada di Playstore Lo

Kebutuhan informasi para milenial yang berubah karena kemajuan teknologi juga menjadi tujuan Disarpus Sukoharjo membuat Ndog Dadar. “Semua berbaiss android, terutama pencarian informasi kebanyakan lewat Youtube, perpustakaan harus beradaptasi dengan perubahan tersebut,” lanjut Tunardi.

Konten yang dimuat dalam Ndog Dadsr berupa potensi yang ada di Sukoharjo, misalnya Candi Sirih, Makam Balakan, Makam Ki Ageng Sutawijaya di Majasto.

“Tiga konten tersebut berlatar belakang sejarah. Tujuannya mendokumentasi cagar budaya yang ada di Sukoharjo,” lanjut Tunardi.

Selain konten berbau sejarah, inovasi Ndog Dadar berencana mengangkat konten tempat wisata, kuliner, yang dikemas ulang dalam bentuk video. “Sejarahnya, saya hanya mengenalkan anak-anak mengetahui Covid-19, karena terlahir waktu pandemi, saya membuat cerita menggunakan boneka tangan,” lanjut Tunardi.

Konten terakhir yang dibuat oleh Ndog Dadar adalah Candi Sirih, berlokasi di Weru, Sukoharjo. Konten tersebut melibatkan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan ahli arkeologi yang pernah meneliti Candi Sirih.

Baca juga: Miris! Pengunjungnya Perpusda Sukoharjo Sempat Hanya 533 Setahun

“Karena Candi Sirih berhubungan dengan arkeologi, kami bekerja sama dengan BRIN sebagai ahli arkeologi, dan satu peneliti yang pernah meneliti Candi Sirih,” lanjut Tunardi.

Masyarakat yang ingin mengakses konten Ndog Dadsr dapat mengunjungim kanal YouTube Disarpus Sukoharjo. “Masyarakat dapat mengakses Ndog Dadar di YouTube @Disarpus Sukoharjo, dalam playlist Ndog Dadar,” lanjut Tunardi.

Kepala Disarpus Sukoharjo, Sumarno, mengatakan Disarpus Sukoharjo berusaha mengakomodir layanan perpustakaan semaksimal mungkin, baik kunjungan onsite (langsung) maupun daring melalui sosial media dan perpustakaan online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya