Soloraya
Kamis, 4 Januari 2024 - 13:33 WIB

Cuaca Ekstrem di Solo, Begini Kata BMKG

Newswire  /  Ahmad Mufid Aryono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Relawan dan petugas gabungan mengevaluasi pohon tumbang di Jl Mayor Sunaryo, Rabu (3/1/2024) siang. Pohon ambruk menutup jalan. BMKG memperkirakan cuaca ekstrem di Solo akan berlangsung hingga 10 Januari 2024. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, CILACAP–Cuaca ekstrem di Kota Solo dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah pohon di jalan-jalan Kota Solo bertumbangan. Menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng), termasuk Kota Solo pada 4 Januari 2024 hingga 10 Januari 2024.

Cuaca ekstrem di Jateng dan Solo itu dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Advertisement

“Bahkan Kamis [4/1/2024] hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi pegunungan tengah Jateng, Jateng bagian selatan dan barat, serta beberapa wilayah lainnya,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, seperti dikutip dari Antara, Kamis (4/1/2024)

Menurut dia, potensi cuaca ekstrem tersebut sudah terjadi sejak akhir Desember 2023 dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga 10 Januari 2024

Berdasarkan data yang dirilis BMKG, kata dia, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer, antara lain Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia.

Advertisement

“Dengan demikian pertumbuhan awan hujan pada periode Januari ini diprediksikan cukup intens,” kata dia.

Selain itu, kata dia, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah.

Menurut dia, kondisi cuaca ektrem itu diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan.

Advertisement

“Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola pertemuan angin serta belokan angin di sekitar wilayah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan,” kata dia.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana hidrometeorologi, untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem, yakni terjadinya banjir, banjir bandang, tanah longsor, tanah bergerak, dan puting beliung, saat terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif