SOLOPOS.COM - Buruh tani di wilayah Desa Padas, Kecamatan Karanganom menanam bibit padi di hamparan sawah desa setempat, Kamis (20/10/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPetani di Klaten diwanti-wanti rutin mengecek kondisi tanaman padi guna memastikan tak ada serangan hama di sawah. Pasalnya, kondisi cuaca yang tak menentu berpotensi pada peningkatan perkembangbiakan hama.

Pelaksana tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Lilik Nugraharja, mengatakan saat ini memang ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dari data yang dihimpun, ada serangan hama penggerek batang dengan total luas serangan 81 ha, tikus 10 ha, hawar daun 4 ha, tungro 1 ha, serta bulai pada tanaman jagung seluas 8 ha. Sementara, tak ada serangan wereng batang cokelat (WBC).

“Serangan OPT hanya spot-spot. Tidak mempengaruhi produksi padi di Klaten,” kata Lilik, Kamis (20/10/2022).

Lilik mengimbau petani tetap rutin mengecek kondisi tanaman padi mereka. Hal itu untuk memastikan tanaman padi tak terserang hama. Saat kondisi cuaca tak menentu, hama terutama wereng mudah berkembang biak.

Baca Juga: Hindari Pupuk Kimia, Petani di Klaten Ini Kembangkan Nitrobacter Kaya Manfaat

“Ketika kondisi cuaca tiba-tiba panas dan tiba-tiba hujan, hama pasti muncul. Yang paling rawan memang itu serangan wereng. Untuk mencegah serangan itu memang harus rajin mengecek tanaman. Kalau ada sedikit serangan, langsung dilakukan penanganan,” kata Lilik.

Selain wereng, Lilik menjelaskan saat kondisi cuaca tak menentu kerap ada serangan virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Serangan itu biasanya merupakan efek dari serangan wereng.

“Tanamannya kelihatan subur, tetapi begitu berbuah ada yang tidak keluar, ada yang keluar tetapi hampa. Itu biasanya efek virus. Jadi virus ikut wereng. Untuk pengendaliannya, ya dikendalikan tanaman dari serangan wereng dengan rajin mengecek kondisi tanaman,” jelas Lilik.

Terkait angka produksi padi di Klaten, Lilik menjelaskan hingga kini masih stabil. Dia menjelaskan total luas tanam sejak Januari hingga Oktober 2022 mencapai 50.868,8 ha dengan angka produksi 388.798 ton gabah kering giling (GKG).

Baca Juga: Petani dan Peternak di Klaten Banjir Bantuan Alsintan Bersumber dari APBN-APBD

Sementara, total luas tanam pada Januari-Desember 2021 mencapai 73.653,6 ha dengan angka produksi padi 479.037 ton GKG.

Sebelumnya, Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan upaya pengendalian hama sudah dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan lapangan (PPL). Upaya pengendalian serangan hama itu harus dilakukan secara terpadu.

“Pengendalian harus dilakukan secara terpadu. Dari berbagai macam strategi, kalau bisa obat-obatan menjadi juru gebuk terakhir. Kalau memang yang lain tidak bisa dilakukan, baru menggunakan obat. Kami imbau petani sering mengecek lahannya masing-masing. Ketika ada serangan hama itu, segera dilakukan pengendalian. Pengecekan itu dilakukan sejak pembibitan,” kata Widiyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya