SOLOPOS.COM - TPA Sukosari, Jumantono, Karanganyar. (Google Maps)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar keteteran menangani sampah di di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukosari. Pasalnya, hanya ada satu alat berat yang bisa dioperasikan untuk menata sampah, satu lainnya rusak.

Plt. Kepala DLH Karanganyar, Asihno Purwadi, mengatakan petugas di TPA Sukosari mau tidak mau harus mengoptimalkan satu alat berat untuk mengatasi persoalan sampah di sana. “Kami punya dua alat berat sebenarnya, tapi yang satu trouble,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (8/8/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengklaim DLH terus berupaya mengelola sebaik mungkin sampah di TPA Sukosari sekaligus mengurangi dampak yang ditimbulkan agar tak merugikan masyarakat sekitar. Bentuk penataan yang dilakukan, kata Asihno, dengan mengurangi ketinggian gunungan sampah.

Sampah-sampah itu lantas dibuang ke lahan perluasan di sisi barat laut TPA Sukosari. Lahan tersebut masih kosong dari tumpukan sampah. Karena keterbatasan alat berat, Asihno mengaku butuh kerja keras untuk memindahkan sampah ke lokasi baru.

“Kami sedang menyiapkan anggaran untuk sewa alat berat. Dengan sewa alat berat ini, nanti alat berat milik DLH yang rusak bisa diperbaiki,” kata dia.

Lebih jauh Asihno mengungkapkan jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sukosari dari tahun ke terus meningkat. Saat ini volume sampah harian masuk ke TPA Sukosari mencapai 115-120 ton. Lima tahun lalu, volume sampah ke TPA Sukosari hanya 95 ton per hari. Peningkatan volume sampah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kawasan perumahan yang semakin pesat dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Menurut Asihno, rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Sampah tengah dibahas DPRD, dinilai dapat mengatasi persoalan sampah tersebut. Di Raperda itu, salah satunya membahas pengelolaan sampah yang harus tuntas di desa.

“Jika sampah bisa tertangani di masing-masing desa, tentu masalah di TPA Sukosari akan terselesaikan. Paling tidak hanya 30 persen yang masuk TPA,” kata dia.

Alat Pengolah Sampah dari China Mangkrak

Disinggung hibah bantuan alat pengolah sampah dari China, Asihno mengatakan sampai saat ini belum bisa dioperasikan. Ada sejumlah komponen yang harus dilengkapi untuk mengoperasikan alat tersebut. Kalaupun dioperasikan, Asihno mengatakan kapasitasnya cukup kecil, hanya mampu mengolah 10 ton sampah per hari.

Sebelumnya puluhan warga di sekitar TPA Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar menggelar aksi demo dengan memblokade akses masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di lokasi setempat pada Senin (7/8/2023). Aksi ini sebagai bentuk protes warga yang geram dengan bau busuk sampah TPA. Aksi serupa sebelumnya juga pernah dilakukan warga.

Perwakilan warga Sukosari, Purwanto, mengatakan pengelolaan sampah di TPA Sukosari sangat buruk. Sampah dibiarkan menggunung hingga setinggi lebih dari 15 meter. Kondisi ini jelas menimbulkan busuk yang sangat menyengat hidung. “Kami sudah berulang kali minta sampah ini diratakan, jangan dibiarkan menggunung. Tapi laporan kami diabaikan, sampai puncaknya hari ini warga demo,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com.

Buruknya pengelolaan sampah di TPA Sukosari sudah dikeluhkan warga cukup lama. Bahkan warga berulang kali menggelar aksi demo terkait persoalan itu. Hanya saja sampai saat ini sampah di TPA Sukosari belum dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan dampak bau tidak sedap bagi masyarakat sekitarnya.

“Tuntutan kami hanya minta sampah dikelola dengan baik. Jangan sampai menggunung dan muncul bau menyengat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya