SOLOPOS.COM - Mobil damkar berangkat dari Markas Damkar Wonogiri menuju lokasi kebakaran lahan di Wuryantoro, Jumat (27/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Di balik semboyan Pantang Pulang Sebelum Padam, ada risiko besar yang mengintai tim pemadam kebakaran (damkar), termasuk petugas damkar di Wonogiri.

Risiko besar itu masih ditambah dengan tantangan lain berupa luasnya wilayah dan tidak meratanya distribusi pos damkar di Kota Sukses. Selain meningkatkan potensi kerugian akibat kebakaran, persebaran distribusi pos damkar yang tidak merata juga meningkatkan risiko kecelakaan para petugas damkar.  

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Risiko itu menjadi makanan sehari-hari Ayiep Donni dan kawan-kawannya. Donni sudah delapan tahun menjadi petugas damkar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar Wonogiri. Selama itu pula ia harus siap dengan risiko tinggi yang bisa saja menimpanya sewaktu-waktu.

Meski begitu, tak ada satu pun keraguan dalam dirinya tiap kali harus terjun ke lokasi kebakaran dan memadamkan api betapa pun sulit dan besar risiko yang dihadapi. 

Sebagai petugas damkar, Donni harus siap siaga setiap saat ketika ada musibah kebakaran baik yang menimpa rumah atau bangunan lain dan lahan hutan di Wonogiri. Dia sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kejadian kebakaran berisiko tinggi yang dia dan teman-temannya tangani.

Panas, dehidrasi, dan sesak napas akibat asap kebakaran sudah menjadi sahabat yang harus ia akrabi ketika memadamkan kebakaran. Bahkan nyawa pun menjadi taruhan.

Menurut Donni, menjadi petugas damkar itu sangat dilematis. Satu sisi dia senang bisa membantu orang memadamkan api yang membakar rumah atau bangunan lain. Sisi lainnya, ada orang yang merasakan kerugian materiil maupun nonmateriil akibat kebakaran itu.

Tidak jarang ia melihat korban kebakaran tampak lesu-lemas, bingung dengan tatapan kosong, bahkan pingsan saat mengetahui rumah mereka terbakar. Hal itu kerap menyerang psikologis para personel damkar. 

Risiko Kecelakaan di Perjalanan

Donni menceritakan risiko yang ditanggung petugas damkar di Wonogiri bukan main-main. Pernah suatu kali pada 2019, kendaraan truk damkar terguling di Kecamatan Ngadirojo saat perjalanan menuju tempat kebakaran.

Tujuh personel luka-luka dam banyak di antaranya luka berat. Bahkan satu personel sampai koma berhari-hari. Kejadian truk terguling itu terjadi dua kali pada tahun itu. 

petugas damkar wonogiri
Seorang petugas damkar bersiap berangkat menuju lokasi kebakaran Wuryantoro. Foto diambil di Markas Damkar Wonogiri, Jumat (27/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Ayah enam anak itu menyebut risiko terbesar yang dihadapi petugas damkar justru saat dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran. Damkar dituntut untuk secepat mungkin sampai di lokasi.

Dengan truk yang membawa muatan air sebanyak 4.000 liter, hal itu sangat berisiko terguling. Apalagi medan jalan di Wonogiri banyak yang berkelok dan naik-turun. 

“Ditambah area cakupan damkar Wonogiri ini sangat luas. Artinya risikonya juga semakin tinggi,” kata petugas damkar tersebut saat berbincang dengan Solopos.com di Markas Damkar Wonogiri, Jumat (27/10/2023). 

Dengan kondisi seperti itu, Donni mencari cara agar tugas-tugas pemadaman tetap bisa berjalan, salah satunya dengan bergabung dengan komunitas sukarelawan. Ia tercatat aktif di tiga komunitas yaitu Muhammadiyah Disaster Management Center, forum pengurangan risiko bencana, dan desa tanggap bencana.

“Mereka cukup membantu dalam kerja-kerja kebencanaan kebakaran. Misalnya penyediaan oksigen dan alat-alat medis lain yang tidak dimiliki damkar. Jujur saja, risiko kami ini sangat tinggi ketika menangani pemadaman api,” ungkap dia.

Gaji di Bawah UMK

Sayangnya, dengan risiko bertaruh nyawa itu, Donni dan puluhan personel Damkar Wonogiri itu masih berstatus pekerja kontrak. Mereka menerima upah Rp1,4 juta per bulan, jauh di bawah upah minimum kabupaten Rp1,9 juta/bulan. “Kami hanya menerima Rp1,2 juta karena terpotong asuransi,” katanya.

Dibandingkan dengan etos kerja yang dituntut dari petugas damkar, upah tersebut bisa dibilang sangat jauh dari layak. Donni mengatakan dia dan petugas damkar lain di Wonogiri tidak diragukan lagi soal etos dan keikhlasan bekerja.

Bahkan meski bukan waktu piket, kerap kali para personel tetap membantu memadamkan api saat ada kejadian kebakaran. Karena itu tak berlebihan ketika mereka berharap setidaknya mereka bisa menerima upah setara UMK Wonogiri.

Apalagi sekarang tugas Damkar Wonogiri tidak sekadar memadamkan api. Petugas damkar lain, Suparno, menyebut selain memadamkan api, personel Damkar Wonogiri juga kerap dimintai bantuan warga untuk menangani sarang tawon, mengevakuasi ular, bahkan hal-hal lain yang sebenarnya bukan tugas pokok damkar.

Itu dilakukan karena memang warga meminta bantuan dan memercayakan hal tersebut kepada tim damkar. Senada dengan Donni, Suparno yang sudah menjadi personel damkar selama 21 tahun itu menyatakan risiko pekerjaan ini tidak sebanding dengan gaji yang diterima mayoritas petugas Damkar Wonogiri.

Apalagi mengingat rumah para personel banyak yang jauh dari pos damkar. Dengan gaji sebesar itu, bisa saja hanya habis untuk transportasi pulang-pergi kerja.

petugas damkar wonogiri
Seorang petugas damkar bersiap berangkat menuju lokasi kebakaran Wuryantoro. Foto diambil di Markas Damkar Wonogiri, Jumat (27/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

“Kalau soal urusan kerja, jangan ditanyakan lagi. Mereka para petugas damkar itu jiwa korsanya luar biasa. Keberaniannya pun tidak perlu dipertanyakan. Tanpa dikomando, biasanya saat ada kejadian, walaupun mereka tidak piket, secara otomatis mereka akan ikut terjun membantu pemadaman. Tanpa pamrih,” kata Suparno.

Suparno mengakui dengan keterbatasan pos damkar sekaligus keterbatasan atau petugas seperti yang terjadi di Wonogiri, risiko kerugian akibat kebakaran bakal meningkat.

Jarak Jauh Bikin Respons Lambat

Selain itu risiko yang dihadapi para petugas damkar pun semakin tinggi. Ketika jarak kejadian kebakaran dengan pos damkar jauh, berarti penanganan kebakaran tidak bisa cepat. Api telanjur membesar. Petugas menjadi semakin sulit memadamkan api.

Hal itu seperti saat kebakaran Pasar Slogohimo belum lama ini. Jarak tempuh pos damkar Wonogiri dengan Pasar Slogohimo lebih dari setengah jam. Saat tim damkar sampai lokasi, api sudah telanjur membesar. Akibatnya kerugian  besar tidak bisa dihindarkan.

Kepala UPT Damkar Wonogiri, Joko Santoso, mengungkapkan kejadian kebakaran pada 2023 ini naik berkali-kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Per Kamis (26/10/2023) tercatat ada 128 kejadian kebakaran di Wonogiri.

Padahal pada 2022 hanya 26 kejadian. Begitu pula pada 2021 hanya 31 kasus kejadian kebakaran. Sedangkan pada 2020 tercatat 33 kebakaran. “Tahun ini memang luar biasa banyak kejadian kebakaran. Itu data berdasarkan laporan kebakaran yang kami terima dan tangani,” kata dia.

Joko menyebut response time atau waktu respons penanganan kebakaran idealnya tidak lebih dari 15 menit. Selain itu jarak maksimal pos damkar dengan lokasi kejadian paling baik maksimal 7,5 km. Jika lebih dari itu, risiko kerugian dan risiko keselamatan personel semakin tinggi. 

Di Wonogiri dengan luas wilayah sekitar 1.900 km persegi, hanya ada dua pos damkar yang tersedia yaitu di Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Baturetno dengan masing-masing pos damkar ada empat regu petugas.

Satu regu terdiri atas delapan-sepuluh orang. Jumlah keseluruhan personel damkar sebanyak 53 orang. Sebanyak 45 orang di antaranya berstatus kontrak. Sementara jumlah kendaraan damkar ada delapan unit.

Jumlah pos dan petugas sebanyak itu harus mencakup seluruh kejadian kebakaran dan kejadian lain seperti penanganan sarang tawon dan ular di seluruh wilayah di Wonogiri.

1 Distrik 1 Pos Damkar

“Kami upayakan untuk tetap bisa melayani di mana pun ada kejadian di Wonogiri. Kami juga beberapa kali diminta bantuan untuk memadamkan kebakaran di daerah lain di Soloraya,” katanya.

petugas damkar wonogiri
Mobil damkar siaga di Markas Damkar Wonogiri, Jumat (27/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Dengan persebaran pos damkar itu, ada beberapa kejadian kebakaran yang tidak ditangani Damkar Wonogiri. Salah satunya kejadian kebakaran satu rumah di Desa Gondang, Kecamatan Purwantoro, baru-baru ini.



Kepala Desa Gondang, Sartono, menyebut satu rumah luluh lantak akibat dilalap api. Warga sudah berupaya memadamkan api dan memanggil Damkar Wonogiri. Hanya, pada saat itu seluruh unit kendaraan dan petugas Damkar Wonogiri sedang bertugas untuk memadamkan kebakaran di lokasi lain. 

“Hal-hal seperti ini harusnya bisa diminimalkan saat ada pos damkar di dekat-dekat sini. Minimal per distrik itu harus ada pos damkar. Jadi kalau ada kebakaran, tidak perlu panggil jauh-jauh sampai kota [Kecamatan Wonogiri],” kata Sarto.

Warga lain di Kecamatan Slogohimo, Irawan, menyebutkan kerugian kebakaran Pasar Slogohimo yang belum lama ini terjadi mungkin saja bisa ditekan apabila damkar Wonogiri bisa lebih cepat datang. Sayangnya mereka terkendala jarak yang jauh dan medan yang tidak mudah bagi kendaraan damkar.

Selain Pasar Slogohimo, ada beberapa kejadian kebakaran rumah yang luput dari penanganan damkar di wilayah timur Wonogiri. “Kalau bisa, seharusnya ada satu pos damkar di setiap kecamatan mengingat jarak antarkecamatan itu jauh,” ucap dia.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, tidak memungkiri persebaran pos dan petugas damkar di Wonogiri belum merata. Dia menyebut harus minimal ada lima pos damkar di Wonogiri yang ditempatkan di setiap distrik.

Hanya, dia menyebut dengan banyaknya kejadian kebakaran pada 2023 ini tidak serta merta Pemkab harus membangun pos damkar secepat mungkin. Pemkab Wonogiri tetap perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan prioritas program.

“Jangan sampai kejadian-kejadian kebakaran saat ini bikin latah. Kalau kita lihat, kebakaran yang terjadi paling banyak melanda lahan hutan. Itu karena ketidaksengajaan, rerata karena puntung rokok. Itu yang perlu diedukasi agar mereka tidak membuang puntung rokok sembarangan,” kata Joko Sutopo saat diwawancarai Solopos.com, belum lama ini. 







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya