SOLOPOS.COM - Penunjuk arah lokasi parkir kendaraan dipasang di dekat deretan PKL Simpang Lima Boyolali. Foto diambil Selasa (1/8/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Para pedagang kaki lima atau PKL di kawasan Simpang Lima Boyolali mengaku omzet mereka turun sekitar 50 persen. Penurunan terjadi sejak ada aturan larangan parkir di sisi timur Simpang Lima tersebut.

Salah satu PKL di timur Simpang Lima, Gandung Sutriyono, merasakan dampak penertiban parkir yang disosialisasikan sejak 14 Juli 2023 lalu membuat omzetnya turun 50-70 persen dibandingkan sebelum penertiban.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sejak ditertibkan parkirnya otomatis turun, soalnya yang ditertibkan hanya parkirnya. Harusnya sekalian dibuatkan tempat atau relokasi bareng-bareng. Tempatnya yang mudah dijangkau, kelihatan dari Simpang Lima begitu, enggak jauh-jauh amat,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (1/8/2023).

PKL tersebut meminta penertiban parkir di kawasan Simpang Lima Boyolali tidak tebang pilih hanya di wilayah sebelah timur, tapi juga di sisi lain. Menurutnya, penyebab turunnya omzet karena parkir harus masuk ke dalam dan timur di sisi timur Simpang Lima.

“Menurut saya pelanggan belum terbiasa [dengan penertiban parkir], jadi belum mapan saja. Jadi memang butuh waktu untuk penyesuaian. Terus  juga ada yang pindah tongkrongan ke tempat lain seperti di Pendapa Alit dan lain-lain,” kata dia.

Gandung berharap segera ada regulasi yang jelas terkait parkir di seputar Simpang Lima Boyolali. Selanjutnya, terkait wacana penataan PKL Simpang Lima, ia mengaku setuju asalkan pelaksanaannya juga tidak tebang pilih.

Tidak tebang pilih maksudnya PKL di seluruh sisi Simpang Lima ditata dan dekat dengan akses parkir. Ia juga ingin wajah Simpang Lima menjadi lebih bersih dan tertata seperti selter-selter PKL di Solo. “Biar wajah ikon Simpang Lima Boyolali lebih tertata,” kata dia.

PKL lain, Danda, juga mengaku omzetnya turun sekitar 50 persen setelah adanya aturan larangan parkir di Simpang Lima Boyolali. Menurutnya, dulu banyak orang yang membeli karena bisa parkir di depan tempat dagang mereka lalu langsung membeli.

Sosialisasi Larangan Parkir

Kini, mereka harus parkir masuk di barat SPBU Kridanggo dan harus jalan kaki ke tempat para PKL. “Saya kalau jualan pukul 16.00 WIB-22.00 WIB. Memang turun sekali sejak ada penertiban parkir, tapi kami sebagai warga juga manut jika memang itu aturannya,” ujarnya.

Sementara itu, terkait aturan penataan PKL, Danda mengaku kurang setuju jika ditaruh di barat SPBU Kridanggo. Menurutnya, warga yang datang untuk jajan di Simpang Lima Boyolali ingin makan di lokasi sambil menikmati pemandangan langsung ke Simpang Lima.

Menurutnya, jika PKL dipindah ke barat SPBU Kridanggo, pemandangan ke arah Simpang Lima Boyolali akan sedikit terganggu. Ia meminta penataan PKL bisa di tempat-tempat strategis. “Semisal nanti memang harus pindah, ya manut saja. Asal bareng-bareng semua ditaruh di situ,” kata dia.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali melaksanakan sosialisasi larangan parkir di Simpang Lima Boyolali dan mengarahkan warga untuk parkir ke kantong parkir di hutan kota.

Kabid Pengembangan dan Keselamatan Dishub Boyolali, Didik Riyanto, mengungkapkan sosialisasi larangan parkir tersebut berlangsung pada 14 Juli-3 Agustus 2023.

“Jadi sosialisasi larangan parkir ini berjalan selama 21 hari. Setelah 21 hari berjalan, baru nanti polisi bertindak. Jadi kalau nekat parkir di situ, bisa ditilang polisi,” ujar Didik saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (25/7/2023).

Ia menyampaikan alasan larangan parkir di Simpang Lima, terutama di sisi timur, karena setiap harinya badan jalan itu penuh kendaraan parkir dan PKL yang berjualan sehingga terkesan semrawut. “Otomatis mengurangi badan jalan dan membahayakan pengguna jalan. Kami menempatkan parkir masuk ke hutan kota,” ujar dia.

Didik menjelaskan penataan baru di sisi timur Simpang Siaga karena lebih rawan dan menjadi arus pertemuan kendaraan dari arah Semarang, Jl Merbabu, dan lain-lain. “Kami pelan-pelan menertibkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya