SOLOPOS.COM - Angkutan umum perdesaan (Angkudes) 02 dengan trayek Bulu-Pasar Bunder ngetem menunggu adanya penumpang di Pangkalan Angkudes Jalur 02, pada Sabtu (20/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo) 

Solopos.com, SRAGEN — Nasib angkutan umum perdesaan (angkudes) di Sragen tengah terpuruk. Setelah ditinggal anak-ana sekolah, satu-satunya penumpang yang bisa diandalkan adalah dari kalangan pedagang pasar.

Hampir semua sopir angkudes di Sragen mengeluhkan situasi yang tak berpihak kepada mereka. Salah satunya adalah Suwarno, Sopir Angkudes jalur 02 Bulu-Pasar Bunder. Ditemui di pangkalan Angkudes jalur 02, Sabtu (20/8/2022). ia mengaku saat pandemi Covid-19 lalu hanya bisa meraup  Rp50.000-Rp70.000 per hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dengan pendapatan segitu hanya bisa mengganti uang bensin. Sebelum pandemi pendapatan bisa Rp300.000 sampai Rp300.000 per hari,” curhatnya.

Dengan terkendalinya pandemi, nasib para sopir angkudes ini juga sedikit membaik. “Sekarang ini sudah mulai pulih, tapi tetap tidak sebesar dulu. Rata-rata per hari bisa mengantongi Rp100.000 hingga Rp150.000. Tapi kalau ada carteran bisa Rp200.000,” kata Suwarno.

Baca Juga: Sepi Penumpang, 11 Trayek Angkutan Umum di Sragen Ini Nihil Armada

Ia kini hanya bisa tiga kali pergi-pulang (PP) dalam sehari sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB. Sebelumnya bisa sampai enam kali PP.

“Dulu ramai anak sekolah karena mereka sekolah di Sragen Kota, bahkan pagi itu sudah dua kali PP. Dengan lima hingga enam mobil penuh anak sekolah. Dengan sistem zonasi merugikan ekonomi rakyat kecil, pendapatan menurun dratis,” ungkap Suwarno.

Ia juga mengeluhkan iuran asuransi Jasa Raharja yang naik hingga dua kali lipat per 2021 lalu. Jika sebelumnya ia hanya membayar Rp15.000/bulan, kini jadi Rp30.000/bulan. Dalam sehari ia juga harus membayar retribusi Rp2.000 di Pasar Bunder. Sementara ongkos tetap, jauh dekat Rp5.000.

Ketua Paguyuban Angkudes 02, Yudianto, mengatakan sekarang hanya mengandalkan pedagang pasar, jemputan pabrik, dan kadang jemputan sekolah. Penumpang biasa sekarang hampir tidak ada, lebih memilih kendaraan pribadi.

Baca Juga: Merananya Sopir Angkutan Umum di Sragen, Sehari Hanya Sekali PP

“Sekarang di trayek Bulu-Pasar Bunder hanya sekitar 13-14 sopir angkudes yang aktif, sebelumnya sekitar 20-an orang. Sudah terlanjur sepi,” kata Yudianto.

Suwarno menambahkan, keadaan angkudes saat ini mau maju pun tak mampu, mundur pun ajur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya