SOLOPOS.COM - Siswa kelas 6 SD Negeri 2 Ampel, mengikuti ujian luring di gedung sekolahnya, Senin (3/5/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Pelaksanaan ujian di SDN 2 Ampel, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, akhirnya dapat dilakukan di gedung sekolah, Senin (3/5/2021). Awalnya pelaksanaan ujian tersebut akan digelar di rumah warga karena lokasi sekolah yang berada di Dusun Gondang, Desa Candi, Kecamatan Ampel, tempat munculnya kasus Covid-19 klaster piknik.

Kepala SDN 2 Ampel, Fajar Sasongko, mengatakan beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian, siswa di sekolah tersebut sempat melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di rumah salah satu guru, yang berada di luar Dusun Gondang. Ujian yang dimulai pada Senin (3/5/2021) direncanakan juga dilakukan di rumah tersebut. Sebab belum ada informasi penurunan status wilayah terkait persebaran Covid-19 di sekitar gedung sekolah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Baca Juga: Nama Dicatut, RSCH Klaten Laporkan Akun FB Penghujat Korban KRI Nanggala Ke Polisi

"Sudah dipersiapkan di rumah salah satu guru. Rencana akan dilakukan lesehan, dengan meja kecil untuk setiap siswa. Tapi kemarin [Minggu], kami mendapatkan informasi dari satuan tugas penanganan Covid-19 tingkat desa, wilayah ini sudah hijau," kata dia, Senin. Dengan begitu, ujian pun bisa dilakukan di gedung sekolah.

Dia mengatakan sejak munculnya klaster piknik di Dusun Gondang, kegiatan uji coba PTM di sekolah tersebut langsung dihentikan selama dua pekan. Baru pada Rabu-Jumat pekan lalu, uji coba PTM kembali kami laksanakan di rumah salah satu guru, di dusun Banjarejo, Desa Candi.

Namun untuk siswa dari Dusun Gondang, sebanyak tujuh anak, diarahkan mengikuti pembelajaran secara online atau daring. Untuk ujian pun jika kondisi di wilayah tersebut belum berubah, maka ujian secara daring untuk siswa dari Dusun Gondang juga akan dilakukan. "Tapi karena kondisinya sudah zona hijau, semua siswa sudah bisa masuk semua mengikuti ujian secara luring," lanjut dia.

Jumlah Siswa

Fajar mengatakan total jumlah siswa kelas 6 di sekolah tersebut sebanyak 24 siswa. Ada dua kelas yang digunakan sebagai ruang ujian. Sementara ujian tersebut digelar 3-7 Mei. Ujian dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto, mengatakan total SD di Kabupaten Boyolali ada sekitar 600 sekolah. Namun hanya yang sudah memiliki kelas 6 saja yang menggelar ujian.

"Kalau sekolah yang baru, yang belum memiliki kelas 6 tentunya tidak menggelar ujian. Jumlah SD yang sudah punya kelas 6 ada 582 sekolah. Jumlah peserta ujian ada 11.933 anak," kata dia, Senin. Dia berharap dari jumlah peserta ujian itu bisa mengikuti ujian dengan lancar dan persentase kehadiran 100%.

Baca Juga: 5 Kuliner Gerobakan yang Lagi Viral di Solo, Sudah Pernah Coba?

Di sisi lain dia menjelaskan saat ini ujian di tingkat SMP juga masih berlangsung. Ujian SMP dijadwalkan baru berakhir pada 5 Mei nanti. Dia menyebutkan angka kehadiran peserta ujian tingkat SMP cukup baik, yakni di atas 99%. "Rata-rata kehadiran di atas 99%. Dari 100 SMP, semua melaksanakan. Berdasarkan data per 30 April, dari 10.834 peserta ujian SMP, yang tidak hadir ada 52 orang," jelas dia.

Ketidakhadiran tersebut dikarenakan masalah kesehatan dan antisipasi persebaran Covid-19. Dia mengatakan bagi siswa yang tinggal di daerah yang tidak memungkinkan karena adanya kasus Covid-19, dapat mengikuti ujian susulan. Jika masih tidak memungkinkan bisa mengikuti ujian secara daring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya