Soloraya
Rabu, 20 Juli 2022 - 16:19 WIB

Daftar 5 Desa Miskin Ekstrem di Jatinom Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumber: Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) , Mei 2022.

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 25 desa di Klaten dinyatakan masuk dalam kategori miskin ekstrem. Lima di antara desa tersebut berada di Kecamatan Jatinom.

Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, mengatakan kelima desa miskin ekstrem di wilayahnya, yakni Bengking, Beteng, Randulanang, Pandeyan, serta Tibayan. Data desa miskin ekstrem tersebut diperoleh dari pemerintah pusat.

Advertisement

“Insyaallah antara yang judulnya [desa miskin ekstrem] dan aslinya di desa itu berbeda. Kenyataan desa-desa ini tidak begitu tertinggal dan semua sudah tertangani untuk peningkatan kesejahteraan warga yang ada di lima desa tersebut,” ungkap dia, Selasa (19/7/2022).

Wahyuni mengatakan program penanganan kemiskinan sebelumnya sudah digulirkan di lima desa tersebut. Hal itu termasuk penyaluran bantuan kepada warga miskin.

Advertisement

Wahyuni mengatakan program penanganan kemiskinan sebelumnya sudah digulirkan di lima desa tersebut. Hal itu termasuk penyaluran bantuan kepada warga miskin.

“Termasuk juga untuk rehab RTLH. Kalau memang ada catatan dari pemerintah pusat terkait miskin ekstrem, kami tinggal perbaikan,” kata Wahyuni.

Baca Juga: KBMKB Digelar 6 Kali Setahun, Sasar Desa Miskin Ekstrem di Klaten

Advertisement

Klaten menjadi salah satu dari 19 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang masuk kategori miskin ekstrem. Ada 25 desa di Kabupaten Bersinar yang masuk kategori miskin ekstrem.

“Tentunya program ini program yang bagus dan diharapkan bisa menurunkan kemsikinan serta untuk penanganan miskin ekstrem,” jelas dia.

Baca Juga: Baca Juga: Karya Bakti Mandiri Klaten di Jogonalan Rampung, Ini Hasilnya…

Advertisement

KBMKB merupakan program inovasi yang digulirkan Pemkab Klaten berkolaborasi dengan Kodim 0723/Klaten. Program ini sama dengan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan dua sasaran kegiatan, yakni fisik dan nonfisik.

Mulai tahun ini, KBMKB digelar enam kali dalam setahun. Biasanya, KBMKB digelar empat kali dalam setahun. Sementara, TMMD digelar tiga kali dalam setahun.

“Jadi KBMKB enam kali dan TMMD tiga kali dalam satu tahun,” kata Mulyani.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif