SOLOPOS.COM - Siswa SMAN 1 Banyudono, Belatian Detiara, saat mengolah limbah aren menjadi kerajinan tangan di rumahnya Dusun Miri, Desa Bendosari, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Minggu (13/11/2022). Ia mengatakan ide tersebut ia dapat saat berkunjung ke Daleman, Klaten yang penuh dengan limbah pati aren. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI — Daftar harga kerajinan tangan yang dibuat dari limbah aren oleh murid Kelas XII SMAN 1 Banyudono, Boyolali, Belatian Detiara, cukup variatif.

Berdasarkan katalog yang Solopos.com terima, harga tas yang biasa dipesan istri Bupati Boyolali mulai Rp115.000 dengan ukuran 14 cm X 6 cm X 16 cm.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Harganya bisa naik turun sesuai dengan model tas anyaman yang dipesan. Ada pula yang harganya mencapai Rp170.000 dengan ukuran 14 cm X 10 cm X 17 cm.

Nama tas tersebut cukup unik yakni Anagata, Letta, Ridira, dan Rahayu. Sementara, untuk vas bunga dengan nama Cundamani dan Wiguna dihargai Rp140.000 hingga Rp200.000 per item.

Bagi yang berkantong tipis, tak perlu khawatir. Ada wadah pensil dengan nama Catha seharga Rp30.000, dan lapak untuk piring makan dengan nama Aruna seharga Rp45.000.

Baca juga: Terinspirasi dari Youtube, Warga Kalijambe Sragen Bikin Tas dari Limbah Plastik

Mengenai harga dan produk lebih lanjut bisa langsung pantau Instagram @kerren.in yang diambil dari nama Kerren atau kerajinan rotan dan limbah aren.

Sebelumnya, diberitakan seorang siswa Kelas XII SMAN 1 Banyudono, Belatian Detiara, berhasil mengolah limbah pohon aren menjadi kerajinan tangan seperti tas, wadah pensil, dan sebagainya.

Karya-karyanya saat ini berkompetisi di Festival Inovasi dan Kewirausahaan Indonesia (Fiksi) 2022 yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Bela, sapaan akrabnya, mulai membuat kerajinan tersebut pada 25 Juli 2022. Awalnya, ia bergabung dalam ekstrakurikuler karya ilmiah remaja di sekolahnya.

“Awalnya waktu kelas IX SMP itu lewat di daerah Daleman, Klaten. Di sana itu banyak limbah pati aren, jadi tempatnya kotor dan bau. Kemudian, kepikiran bagaimana caranya mengolah produk limbah tersebut supaya ramah lingkungan,” ujarnya saat dijumpai wartawan di rumahnya, Dukuh Miri, Desa Bendosari, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Krima Sukoharjo, Ekspor Kerajinan hingga Arab Saudi dan Eropa

Kemudian, waktu Kelas X SMA, Bela mendapatkan informasi terkait lomba Fiksi Kemendikbud Ristek tersebut. Dirinya lalu terpikirkan limbah pohon aren yang ada di Daleman.

Dibantu oleh guru pembimbing dan ayahnya yang juga bekas pengrajin rotan, dirinya mencoba memelintir limbah pohon aren tersebut. Akhirnya, dia berhasil membuat inovasi kerajinan tangan dari limbah pohon aren lalu dirakit dengan rotan.

Jadilah kreasi dari limbah aren dan rotan berupa tas piring, tempat sampah, wadah kucing, vas bunga, dan lain sebagainya. Bela memberi kreasinya dengan nama “Kerren” singkatan dari Kerajinan Rotan dan Limbah Aren

“Buatnya 2021, kemudian 2022 kemarin waktu pameran di Bendosari dilihat oleh Ibu Desy [istri Bupati Boyolali, M. Said Hidayat]. Dan ibu sering pesan,” jelasnya.

Ia mengatakan istri Bupati Boyolali tersebut pernah memesan sekitar 20 tas untuk sebuah acara. Bella juga mengaku produknya juga sering dipamerkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. “Terakhir di Boyolali Expo kemarin juga dipamerkan,” kata dia.

Baca juga: Wah! Siswa SMA Olah Limbah Aren Jadi Kerajinan, Langganan Istri Bupati Boyolali

Bella mengatakan untuk pembuatan kerajinan dari  limbah aren tersebut dimulai dari membersihkan dan mengeringkan pati aren selama dua hingga tiga hari.

Untuk proses pembuatan satu barang, sebut Bela, hanya berkisar beberapa jam atau satu hari tergantung kesulitan dan besarnya barang.

“Saya kerjakan di rumah, bahkan sempat tidak tidur karena mengerjakan pesanan. Namun, saya tetap komitmen sekolah, sehingga tidak bolos,” jelasnya.

Dalam membuat kerajinan dari limbah aren, Bela lebih sering membuat sendiri. Akan tetapi, ketika dikejar target, dirinya akan meminta bantuan ayahnya dan satu tenaga kerja lagi.

Pemasaran barang-barang kerajinan dari tangan Bela tersebut telah dipasarkan di Soloraya dan Yogyakarta. Dalam sebulan, gadis 18 tahun tersebut bisa mendapatkan omzet Rp300.000 – Rp1 juta.

Baca juga: Inovatif! Pelajar Boyolali Bikin Batako dari Limbah Bulu Ayam



Sementara itu, ibu Bela, Aprilia Saraswati, 39, sangat mendukung putrinya yang memang terlihat bakatnya di bidang kriya.

April bercerita jika Bela waktu kelas IV SD juga pernah menjuarai lomba kriya di tingkat Kecamatan Sawit dengan memilin rotan menjadi barang-barang seperti Kerren tersebut.

“Dulu diajari bapaknya. Itu bisa seperti ini, kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik,” ujar ibu dua anak tersebut. Ia juga meminta doa untuk Bela yang pekan ini akan masuk sebagai finalis Fiksi agar dapat memperoleh medali emas.

“Saya berharap anak saya bisa menang. Kemudian usahanya nanti bisa ekspor sehingga bisa mengangkat derajat orang tua dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar,” harapnya.

Baca juga: Keren! Tas Kulit Ikan Pari Boyolali Jadi Favorit Ibu Iriana Jokowi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya