Soloraya
Senin, 9 Juli 2012 - 16:22 WIB

DAGING GLONGGONGAN: 9 Pasar Tradisional Rawan Daging Glonggongan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO-Selama Ramadan, tim gabungan yang terdiri dari sejumlah dinas di Pemkot Solo dan Polresta Solo, memprioritaskan pengawsan peredaran daging glonggongan di sembilan pasar tradisional di Kota Solo.

Advertisement

Sembilan pasar tersebut yaitu Pasar Nusukan, Pasar Legi, Pasar Harjodaksino, Pasar Ledoksari, Pasar Rejosari, Pasar Sidodadi Kleco, Pasar Kadipolo, Pasar Jongke dan Pasar Gading. Tim gabungan terdiri unsur Dinas Pertanian (Dispertan), Satpol Pamong Praja (PP), Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Dinas Kesehatan Kota (DKK), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) serta Polresta Solo.

Penjelasan itu disampaikan Kepala Dispertan Solo, Weni Ekayanti, saat ditemui Solopos.com, Senin (9/7/2012), di kantornya. Menurut dia operasi yustisi pengawasan peredaran daging sudah rutin dilakukan setiap bulan.

Sasarannya 25 pasar tradisional di Kota Bengawan yang menjual produk daging. Dari 25 pasar itu, sembilan diantaranya paling rawan terjadi peredaran daging tidak aman sehat utuh dan halal (ASUH).

Advertisement

Weni mengungkapkan daging tak ASUH yang paling sering ditemui di pasaran adalah daging semi basah dan basah. Dua jenis daging tersebut diduga kuat merupakan hasil glonggongan. Selain daging glonggongan, ada beberapa jenis daging tak ASUH lain seperti daging yang dicampur daging babi dan daging ayam mati kemarin (Tiren). “Daging glonggongan berasal dari Boyolali dan Karanganyar seperti Ampel, Kebakramat dan Kalioso,” katanya.

Selama ini bila ditemukan daging tak ASUH, tim operasi menyita dan membawanya ke Kantor Dispertan. Proses selanjutnya meniriskan daging basah tersebut. Bila tidak bisa ditiriskan maka daging dimusnahkan di Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertan.

Sedangkan pedagang yang menjual daging tidak ASUH diproses sesuai hukum oleh pihak kepolisian. “Makanya polisi kami libatkan dalam pengawasan ini,” imbuh dia. Weni mengimbau masyarakat sebagai konsumen harus selektif memilih daging.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif