Soloraya
Rabu, 25 Juli 2012 - 16:56 WIB

DAGING GLONGGONGAN: Tim Gabungan Tegur Penjual Daging Glonggongan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi, daging sapi segar (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi, daging sapi segar (JIBI/SOLOPOS/dok)

WONOGIRI-Tim gabungan Pemkab Wonogiri menegur penjual daging glongongan dan daging kadaluarsa saat menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar tradisional. Keduanya ditegur karena masih menjual daging tersebut saat Sidak pada 16-20 Juli lalu.

Advertisement

Selain itu, tim juga melakukan pengawasan khusus di lokasi pemotongan hewan (RPH) yang menerapkan pola suntik. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, Rully Pramono saat ditemui Solopos.com usai rapat di Gedung II Kantor Pemkab Wonogiri, Rabu (25/7/2012).

Didamping Kabid Penyehatan Hewan, Surip Surono, Rully menegaskan, dinas melarang penjualan makanan yang tak higienis. “Larangan memperdagangkan daging kadaluarsa dan glonggongan selalu disosialisasikan kepada para pedagang dan penjual daging namun semua berpulang pada diri pedagang,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, daging glonggongan berasal dari luar Wonogiri. “Tahun lalu, di Wonogiri terdapat jagal yang memotong hewan dengan cara menyuntik hewan yang akan disembelih. Tempat pemotongan tersebut terus dipantau dan tahun ini sudah tak melakukan lagi.”

Advertisement

Menurutnya, daging glonggongan sangat merugikan konsumen. Dia membandingkan daging glonggongan akan susut empat ons sedangkan daging biasa susut satu ons. “Jadi konsumen dirugikan secara ekonomi.”

Pada bagian lain Rully menyatakan, selama Ramadan telah terjadi lonjakan konsumsi daging. Baik daging sapi maupun ayam. Menurutnya, peningkatan konsumsi daging di awal Ramadan berkisar 10-15%. Jika per bulan rata-rata 257 ekor sapi dipotong maka di awal Ramadan ini berjumlah 291 ekor. “Demikian juga ayam potong maupun ayam kampung naik 10% sampai 15%.”

Dia berpesan agar konsumen lebih teliti sebelum membeli sehingga terhindar dari makanan kadaluarsa dan tak higeinis.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif