SOLOPOS.COM - Tim Formatur Dewan Kesenian Surakarta (DKS) bersama ketua terpilih Blacius Subono (depan kiri) dan Kepala Dinas Kebudayaan Solo Agus Santoso (tengah), seusai rapat pembentukan pengurus baru DKS Solo di Ndalem Joyokusuman, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (4/2/2021) siang. (Istimewa/Dinas Kebudayaan Solo)

Solopos.com, SOLO — Dalang sekaligus komposer senior Solo Blacius Subono terpilih sebagai ketua Dewan Kesenian Surakarta atau DKS periode 2021-2025. Blacius menggantikan ketua sebelumnya yakni budayawan Bambang Irawan.

Sebelumnya ada empat calon yang diusulkan. Selain Blacius, ada Esha Karwinarno, Teguh Prihadi, dan Irawati Kusumorasri. Pemilihan mereka berdasarkan beberapa kriteria yakni pengalaman manajerial, mampu bekerja sama dengan Pemkot Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selain itu mampu berkoordinasi dengan seniman dan kelompok seni Solo, serta punya dedikasi dan pengabdian pada pengembangan seni. Penentuan Ketua DKS ditetapkan dalam sidang pembentukan pengurus DKS 2021-2025 yang dihadiri tim formatur bentukan Pemkot Solo serta Dinas Kebudayaan Kota Solo di Ndalem Joyosuman, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (4/2/2021).

Baca Juga: Semarang Banjir, 5 KA Jalur Utara Dialihkan Lewat Jogja

Ketua Tim Formatur DKS Solo, ST Wiyono, mengatakan terpilihnya Blacius karena unggul dalam kriteria-kriteria tersebut. Blacius dianggap memiliki kapasitas yang lebih dalam hal manajerial, pengembangan seni, kerja sama dengan Pemkot Solo, dan visi misi jelas.

Pada saat bersamaan, tim formatur juga menetapkan susunan pengurusan yakni Sekretaris Luna Kharisma, Bendahara Retno Utami, ditambah enam komite kesenian. Pengurus yang ditunjuk adalah para pegiat seni muda Kota Solo seperti Yogi Swara Manitis Aji (teater), Fanny Chotimah (film), Irul (seni rupa), dan Yustinus Popo (sastra).

Rapat Pertama

Selanjutnya para pengurus baru bakal memulai pertemuan dan rapat pertama mereka pada Senin (8/2/2021) di Museum Keris Solo. Blacius yang juga dikenal sebagai penggerak Wayang Wahyu mengatakan ini merupakan kali pertama terlibat dalam kepengurusan DKS Solo.

Baca Juga: Akhirnya… Flyover Purwosari Solo Dibuka Mulai Selasa!

Sebelumnya lebih sering mengembangkan seni wayang dengan organisasi lain. Ke depan ia ingin kesenian secara umum lebih bermanfaat. Mimpinya menghidupkan kembali kejayaan seni seperti era dulu.

Hal itu bisa terwujud jika semua unsur mau dirangkul dan bekerja sama untuk saling mengembangkan kesenian. Blacius menekankan perlunya dukungan dari semua pihak baik seniman, masyarakat, dan pemerintahan.

“Pepatah Jawa mengistilahkan dengan peribahasa mulat sarira hangrasa wani. Rumangsa melu handarbeni. Wajib melu angrungkebi. Pepatah Jawa tersebut mengandung arti berani mawas Diri, merasa ikut memiliki, dan wajib ikut menjaga atau membela,” ujarnya.

Baca Juga: Tambal Tanggul Penyebab Banjir di Pesu Klaten, Tim Gabungan Harus Berkejaran Dengan Cuaca

Blacius sebagai ketua DKS Solo bakal berkonsentrasi mengembangkan semua lini seni yang terangkum dalam enam komite mulai tari, seni rupa, teater, sastra, film, dan musik. Tentunya regenerasi adalah hal utama yang akan ia perhatikan.

Hidupkan Seni di Sekolah

“Anak-anak akan jadi prioritas utama kami nanti. Mulai dari SD, dan SMP karena mereka masa depan kita. Kita akan lihat kembali ke sekolah-sekolah dan sanggar-sanggar,” terang Blacius.

Keterlibatan DKS dalam menghidupkan seni di sekolah dan sanggar tentunya dilakukan sesuai aturan berlaku, yakni melalui dinas-dinas terkait. Selama ini menurutnya materi kesenian di sekolah dan sanggar masih bersifat nostalgia, belum pada pengembangan seni yang sesungguhnya.

Baca Juga: RS Kota Solo Keluhkan Minimnya Penyintas Covid-19 Yang Mau Jadi Pendonor Plasma Konvalesen

Tantangan lain tentunya pengembangan seni di masa pandemi. Penggarapan program dengan virtual bakal jadi salah satu alternatif. Kepengurusan nanti bakal menekankan pentingnya pelestarian seni tradisional. Namun seni tradisional kekinian dan mengikuti perkembangan zaman.

“Tantangannya banyak sekali sekarang. Apalagi di Solo yang dekat dengan seni tradisional. Seni tradisional dianggap kuno itu harus ditepis. Kita harus mampu membuat terobosan-terobosoan agar seni tradisional tidak terkesan ketinggalan zaman. Tapi kekinian yang tidak meninggalkan akar tradisional tentunya,” terang Blacius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya