SOLOPOS.COM - Saluran air di Dam Colo Timur, Nguter, Minggu (19/5/2013). Dam Colo Timur ini mengaliri saluran irigasi di enam kecamatan di Sukoharjo. (JIBI/SOLOPOS/Dian Dewi Purnamasari)

Solopos.com, SRAGEN – Sawah seluas 20 hektare di tiga kecamatan menjadi kawasan terdampak tak mendapat pasokan air.

Hal itu menyusul penutupan saluran irigasi Dam Colo Timur mulai awal Oktober ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Timur Sragen, Goman Sastro Purwoko, menguraikan tak mengalirnya air di Dam Colo Timur sudah dimulai sejak 1 Oktober lalu.

Terkait sawah paling terdampak penutupan saluran irigasi Dam Colo Timur tersebut, dia menerangkan berada di Kecamatan Sidoharjo, Sragen serta Masaran.

Sawah di tiga kecamatan yang memanfaatkan saluran irigasi dari Dam Colo Timur tersebut ditanami padi usia 70 hari. Alhasil, para petani di tiga kecamatan tersebut yang selama ini menggantungkan pengairan melalui Dam Colo Timur, harus mengeluarkan biaya tambahan untuk operasional pompa air.

Sementara, terkait nasib ribuan hektare sawah lainnya di wilayah Bumi Sukowati yang juga memanfaatkan saluran irigasi dari Dam Colo Timur, Goman menerangkan tak terlalu terdampak.

Dia menyampaikan sebagian besar padi sudah memasuki usia panen. “Untuk yang lainnya tidak terlalu terdampak. Seperti di Ngrampal itu sudah mulai masuk masa panen,” jelas dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (5/10).

Goman menegaskan pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait tak mengalirnya air di saluran irigasi Dam Colo Timur kepada para petani.
“Memang aturannya mulai 1 Oktober tidak mengalir. Ada perbaikan saluran serta memang kondisi air dari Waduk Gajah Mungkur sudah tidak mampu lagi mengalir melalui Dam Colo Timur,” urai dia.

Ketua Induk P3A Colo Timur, Sarjanto, menjelaskan di Sragen terdapat 9.150an hektare sawah yang dialiri air dari Dam Colo Timur. Dia juga menyampaikan di Sragen relatif tak terlalu terdampak penutupan aliran air dari Dam Colo Timur.

“Relatif tidak terlalu terpengaruh. Yang terdampak itu khususnya di wilayah Masaran dengan padi masih usia muda,” katanya.

Dia juga menjelaskan sosialisasi kepada para petani sudah dilakukan sebelum ada penutupan irigasi Dam Colo Timur.

“Sudah disampaikan ke petani secara berjenjang. Penutupan itu ada dua hal. Ada perbaikan, selain itu ketersediaan air di Waduk Gajah Mungkur juga sudah menipis. Kondisi airnya memang sudah habis tidak bisa lagi mengalir ke Dam Colo Timur,” ungkap dia.

Terkait penutupan saluran irigasi Dam Colo Timur, Sarjanto menguraikan secara resmi dilakukan hingga 31 Oktober mendatang. “Yang jadi persoalan pada 1 November nanti daerah tangkapan air sudah hujan atau belum,” tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya