Soloraya
Selasa, 14 Februari 2012 - 14:17 WIB

DAM JEBOL, Sawah 97 Petani Tak Panen di MT II

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI- Hujan deras yang mengguyur di Wonogiri beberapa hari terakhir mengakibatkan Dam Garutan yang terletak di perbatasan Kecamatan Sidoharjo dengan Kecamatan Jatiroto, Wonogiri jebol. Derasnya air bah mengakibatkan aliran arus Sungai Keduwang beralih arah dan mengancam 30-an hektare (ha) tanaman padi telantar tak teraliri air dan terancam mati.

Informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, Selasa (14/2/2012), 30 Ha tanaman padi itu menyebar di tiga dusun di Desa Sempukerep. Yakni Dusun Sempon, Sangir dan Tawang. Tanaman padi tersebut saat ini dikelola oleh 97 anggota Kelomtan Sido Mulyo.

Advertisement

Pengurus dan anggota Kelompok Tani (Kelomtan) Sido Mulyo, Dusun Tawang, Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, Dadi, 53 dan Supardi Pretos ,38 berharap ada solusi sementara sebelum bangunan Dam direnovasi. “Selama ini, anggota Kelomtan hanya mengandalkan curah hujan sehingga kebutuhan air cukup. Untuk itu tanaman padi yang tumbuh saat ini bisa dipanen,” ujar Dadi.

Menurut Dadi, apabila saluran irigasi tak mengalir dipastikan 97 anggota Kelomtan Sido Mulyo tak akan panen lagi pada musim tanam kedua (MT II). “Dam dibangun sekitar 1980-an. Sudah dua bulan ini, saluran irigasi kering karena air sungai tak tertampung di Dam Garutan.”

Ditambahkan oleh Supardi yang juga pagiat LSM Cahaya Hati Rakyat, agar para petani tidak kelaparan hendaknya ada pengerukan. Menurutnya, pengerukan dimaksudkan agar aliran air sungai kembali ke Dam Garutan sehingga bisa dimanfaatkan untuk irigasi. “Sedimentasi juga sudah cukup tinggi sehingga perlu ada pengerukan. Apabila hanya mengandalkan kerja bakti warga tidak mampu. Kecuali dibantu dengan peralatan backhoe.”

Advertisement

Anggota DPRD Wonogiri, Sunarmin berharap dinas terkait segera mengecek kerusakn tersebut. “Perlu segera disikapi. Berhubung di Wonogiri belum ada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) maka petugas DPU dan PESDM bisa mengambil alih. Terpenting petani jangan dirugikan.”

Sementara itu, Camat Sidoharjo, Supardi menjelaskan, dibutuhkan anggaran senilai Rp300 juta. “Kami berharap dinas terkait segera membuat solusi sementara agar hajat hidup petani tidak terhenti. Kami sudah mengusulkan namun sampai sekarang belum ada kejelasan kapan akan dilakukan perbaikan.”

Menurut mantan Camat Manyaran ini, perbaikan sementara perlu dilakukan agar petani bisa menanam padi dan palawija. “Kerja bakti secara swadaya bisa dilakukan namun akan lebih cepat apabila ada peralatan berat.” JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif