SOLOPOS.COM - Sejumlah penambang pasir melakukan aktivitas di Kali Woro, tepatnya di dekat dam penyangga di Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah penambang pasir melakukan aktivitas di Kali Woro, tepatnya di dekat dam penyangga di Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Mendekati musim kemarau, warga Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Klaten mendesak pemerintah segera memperbaiki dam penyangga yang ambrol pada 2011 silam.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pasalnya, dam utama yang ada di Sukorini itu juga mengalami keretakan yang cukup mengkhawatirkan. Apabila dam utama ikut ambrol, dikhawatirkan lahar dingin yang melewati Kali Woro langsung mengalir deras ke daerah yang ada di hilir. Hal itu bisa terjadi lantaran tidak ada lagi penghambat aliran lahar dingin dari hulu sungai yang menuju hilir.

“Dam utama sudah retak dan tinggal menunggu waktu untuk ambrol. Mungkin beberapa kali musim penghujan lagi dam utama bisa ambrol,” ujar Sekretaris Desa Sukorini, W Santoning,  saat dihubungi Solopos.com, Minggu (2/6/2013).

Oleh sebab itulah, dia mendesak pemerintah segera memperbaiki dam penyangga maupun utama yang ada di Sukorini. Pasalnya, dam dengan panjang 42 meter dan tinggi 3,25 meter itu memang belum pernah diperbaiki sejak diresmikan pada 28 Juni 1972. Menurutnya, musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki dam. Sebab, dam tidak mungkin diperbaiki saat musim penghujan tiba. Dia tidak menginginkan hal buruk terjadi pada masyarakat yang ada di desanya.

“Sebenarnya, kami sudah mengupayakan perbaikan dam itu beberapa kali kepada pemerintah, namun sepertinya belum direspons.”

Talut Longsor

Akibat ambrolnya dam penyangga dan retaknya dam utama Sukorini, talut sepanjang 15-an meter juga ikut longsor pada awal 2013 lalu. Padahal, tepat di samping talut adalah permukiman penduduk Kecemen, Sukorini.  “Oleh sebab itu, warga yang ada di Dusun Kecemen rawan terkena imbas jika talut sewaktu-waktu ambrol,” tegasnya.

Menurutnya, talut di Kali Woro longsor lantaran sungai mengalami pendangkalan akibat banyaknya penambang pasir. Bahkan, kawat-kawat penahan aliran air yang ada di dasar sungai juga ikut hilang karena aktivitas penambang pasir. Oleh sebab itu, talut kehilangan fondasi dan rawan longsor.

Sementara itu, salah satu warga Kedusan, Borangan, Manisrenggo, juga mendesak agar dam segera diperbaiki. “Jika dam penyangga yang jebol tidak diperbaiki, lahar dingin langsung bablas ke Borangan tanpa adanya halangan. Kami mendesak supaya dam segera diperbaiki,” jelasnya saat ditemui di daerah Sukorini.

Dia mengungkapkan beberapa tahun lalu sejumlah desa yang ada di bantaran kali Woro menjadi langganan banjir lahar dingin. Beruntung, tahun ini tidak ada banjir lahar dingin karena intensitas hujan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

“Jika terjadi banjir lahar dingin dan dam belum diperbaiki, bisa dipastikan Borangan akan habis,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya