Soloraya
Selasa, 18 Februari 2014 - 02:15 WIB

DAMPAK ABU VULKANIK : Pasien ISPA di Solo Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien (Ilustrasi/Solopos/doc)

Solopos.com, SOLO—Penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi wabah yang paling banyak dikeluhkan pasien pascaguyuran abu vulkanik Gunung Kelud. Beberapa hari ke depan, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo dipaksa bersiaga mengantisipasi luberan pasien ISPA.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Efi Setyawati, mengaku belum menerima data pasti soal penderita ISPA pascahujan abu. Namun dari komunikasinya dengan sejumlah puskesmas, penyakit tersebut menjadi keluhan utama pasien.

Advertisement

“Untuk jumlah kasus belum ada peningkatan yang signifikan. Namun penyakit ini (ISPA) memang menjadi salah satu keluhan utama pasien,” ujarnya saat ditemui wartawan di Balai Kota, Senin (17/2/2014).

Efi memprediksi lonjakan pasien ISPA baru dimulai dua-tiga hari ke depan. Hal itu merujuk karakteristik penyakit yang tidak langsung bereaksi setelah mengenai tubuh.

Advertisement

Efi memprediksi lonjakan pasien ISPA baru dimulai dua-tiga hari ke depan. Hal itu merujuk karakteristik penyakit yang tidak langsung bereaksi setelah mengenai tubuh.

Oleh karenanya, Efi menginstruksikan tim gerak cepat di puskesmas agar tanggap dengan potensi tersebut. “Personel terus siaga, obat-obatan juga sudah cukup,” tuturnya.

Menurut Efi, sebagian warga kadang tak menyadari telah terjangkit ISPA. Padahal jika tidak diberi penanganan, imbuhnya, penyakit tersebut mampu merusak fungsi paru-paru.

Advertisement

Pihaknya kembali mendorong warga mengenakan masker jika beraktivitas di luar ruangan. Sejauh ini, DKK telah mendistribusikan 50.000 masker ke puskesmas maupun ruang publik lain di Kota Solo.

 

Di samping itu, Efi meminta higienitas makanan dijaga untuk mengantisipasi dampak abu menyerang lewat mulut. “Biasakan menutup makanan dengan tudung saji.”

Advertisement

 

Pantauan Solopos.com, di Puskesmas Manahan, penyakit ISPA terbukti menjadi keluhan utama para pasien. Dari sekitar 114 pasien yang berkunjung hingga tengah hari, 35 di antaranya meminta pengobatan ISPA.

 

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Manahan, Guntur Lawu Wibowo, saat ditemui Solopos. “Sejak Sabtu (15/2), ISPA menjadi keluhan terbanyak bersama batuk pilek,” ujarnya.

 

Guntur mengakui pasien ISPA mulai melonjak pada Senin. Di hari pelayanan sebelumnya, Sabtu, pasien ISPA tercatat delapan orang dari total 54 pasien. “Kemungkinan warga masih enggan berobat melihat kondisi lingkungan. Ya Senin ini baru banyak (pasien ISPA),” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif