SOLOPOS.COM - Kalakhar BPBD Boyolali, Widodo Munir, saat diwawancara Solopos.com di kantornya, Selasa (28/2/2023) siang. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mencatat terjadi 55 kejadian bencana di Boyolali sepanjang kurun waktu 1-25 Februari 2023. Dari 55 kejadian tersebut, tercatat bencana terbanyak di Kecamatan Selo dengan 12 kejadian.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir, mengatakan 55 kejadian dalam 25 hari terhitung banyak dibandingkan jumlah bencana pada musim hujan bulan lain.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada Februari, terjadi 12 kejadian di Selo, seperti 10 tanah longsor, satu angin puting beliung, dan satu kejadian lainnya berupa rumah yang rusak akibat longsor.

Di Ampel ada dua kejadian, di Cepogo satu kejadian tanah longsor, Kecamatan Musuk ada tiga kejadian, Kecamatan Boyolali tiga kejadian, Mojosongo tujuh kejadian.

Selanjutnya, di Teras tiga kejadian, Sawit delapan kejadian, Banyudono dua kejadian, Sambi satu kejadian, Ngemplak dua kejadian, Nogosari nol kejadian, Simo satu kejadian.

Lalu, Karanggede nol kejadian, Klego satu kejadian, Andong satu kejadian, Kemusu, Andong, Wonosamodro dan Juwangi nol kejadian, Gladagsari tiga kejadian, serta Tamansari lima kejadian.

Kejadian tersebut terdiri dari empat banjir, 27 tanah longsor, satu abrasi, lima angin puting beliung, dan 18 kejadian lain seperti rumah roboh serta pohon tumbang. Total kerugian bencana dari 1 Februari-25 Februari 2023 mencapai Rp834 juta.

Widodo menjelaskan awalnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi sejak 2021 bawah pada musim hujan 2021-2022 dan 2022-2023 memasuki bencana hidrometeorologi.

“Jadi yang sekarang ini memasuki masa bencana hidrometeorologi atau banyak hujan atau banyak cuaca ekstrem,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (28/2/2023).

Ia menjelaskan Kabupaten Boyolali memiliki kemiringan dan tebing yang cukup banyak. Sehingga banyak terjadi bencana tanah longsor dan angin kencang.

Widodo menyetujui jika bencana pada Februari 2023 ini lebih parah dibandingkan sebelum-sebelumnyanya. Ia berharap bencana di Boyolali segera berhenti karena akan memasuki musim peralihan atau pancaroba.

Ia membandingkan pada Januari 2023 terjadi 26 kejadian bencana selama 31 hari. Dalam kurun waktu tersebut, kerugian yang ditaksir dari semua bencana mencapai Rp164.370.000.

“Pada Februari ini total kerugian ditaksir lebih dari Rp800 juta karena kejadian di Sawit. Yang di kolam lele sewaktu tergenang dan mengakibatkan lele keluar itu sudah mencapai hampir Rp500 juta sendiri. Semisal pun itu tidak dimasukkan, tetap kerugian di bulan Februari lebih besar dibandingkan Januari,” kata dia.

Widodo menjelaskan penyebab bencana adalah cuaca ekstrem. Namun, ia mengungkapkan pada Februari terjadi banyak bencana tanah longsor di Selo karena tanah di sana sudah jenuh terhadap air hujan.

“Kalau awal musim hujan, longsor biasanya terjadi di utara karena tanah di sana gembur. Nanti setelah musim hujan akan berakhir, tanah longsor berpotensi bergeser ke wilayah atas karena tanah di sana sudah lama kehujanan, jadi jenuh air, tanahnya mengandung air cukup banyak,” kata dia.

Ia menjelaskan selalu ada potensi longsor terjadi di Selo karena topografinya. Widodo menjelaskan tingkat kemeringan dan tebing yang berada pada rumah antarwarga menyebabkan selalu ada potensi longsor di sana.

Guna mengatasi hal tersebut, ia meminta kepada warga yang rumahnya berada di Selo atau daerah rawan longsor lain melakukan mitigasi sederhana, seperti membuat air dari genting langsung dialirkan ke selokan. Hal tersebut bertujuan mencegah tanah masuk ke tanah yang sudah jenuh air dan memperkecil potensi tanah longsor.

Selain itu, ada juga bencana puting beliung di Boyolali. Widodo menyebut jika terjadi hujan, selalu ada potensi terjadi puting beliung.

“Itu potensi, jadi tidak selalu terjadi. Jadi silakan masyarakat lihat kanan-kiri rumahnya, kalau ada pohon yang sudah sangat rindah, rantingnya silakan dipotong,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya