Soloraya
Selasa, 18 Februari 2014 - 14:10 WIB

DAMPAK LETUSAN KELUD : Air Sumur yang Tercemar Abu Aman Dikonsumsi, Tapi Ada Syaratnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menyatakan air sumur yang tercemar abu vulkanis masih aman untuk dikonsumsi. Kendati demikian, abu vulkanis yang tercampur dalam air harus diendapkan selama beberapa jam sebelum dikonsumsi.

Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmito, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Cahyono, mengatakan air yang layak dikonsumsi adalah yang tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan, air yang tercemar abu vulkanis Gunung Kelud berwarna kecoklatan. Hal itu membuat air belum layak untuk dikonsumsi.

Advertisement

“Oleh sebab itu, air yang tercemar tersebut harus didiamkan beberapa jam dahulu, sampai abu vulkanis mengendap di bawah. Setelah itu baru bisa dimasak untuk dikonsumsi,” paparnya kepada wartawan di Klaten, Selasa (18/2/2014).

Dia pun mengimbau kepada warga supaya tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut. Sebab, air yang tercemar abu masih aman dikonsumsi jika sebelumnya sudah diendapkan. Kendati demikian, dia menegaskan abu vulkanis dari Gunung Kelud memang berbahaya saat terhirup maupun mengenai mata. Sebab, abu vulkanis tersebut mengandung partikel silika yang tajam dan berbahaya jika mengenai mata.

Tercemarnya air sumur dengan abu vulkanis sempat membuat warga cemas. Salah satu warga Sengon, Prambanan, Suparjo, 54, mengaku takut mengonsumsi air tersebut. “Untuk minum, kami menggunakan air galon. Sedangkan, untuk keperluan memasak masih menggunakan air sumur tersebut,” paparnya kepada Solopos.com, Selasa.

Advertisement

Pihaknya mengaku nekat menggunakan air sumur karena tidak memiliki sumber yang lain. “Setelah tahu dari Dinkes bahwa air yang tercemar masih aman asalkan diendapkan dahulu, kami merasa sedikit lega,” imbuhnya.

Sementara itu, hujan abu vulkanis Gunung kelud yang menyelimuti Klaten mengakibatkan stok masker di Dinkes menipis. Pasalnya, tebalnya abu vulkanis menyebabkan masyarakat berbondong-bondong mencari masker. Bahkan, masyarakat sempat dibuat bingung lantaran stok masker di sejumlah toko dan apotek mulai habis dalam beberapa hari terakhir.

Dari 28.850 stok masker yang dimiliki Dinkes, saat ini tersisa 6.350 lembar masker. Masker tersebut paling banyak didistribusikan kepada masing-masing Puskesmas di wilayah Klaten. Selain itu, masker juga didistribusikan kepada lembaga sosial dan masyarakat secara langsung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif