Soloraya
Senin, 1 Oktober 2012 - 14:41 WIB

DAMPAK OVEN TEMBAKAU: Warga Jembungan Akhirnya Mengadu ke Bupati

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Asap Tebal terlihat memenuhi lingkungan rumah salah seorang warga Dukuh/Desa Jembungan, Kabupaten Boyolali, Rabu (26/9/2012). Asap dari oven tembakau tersebut dikeluhkan warga karena mengganggu.(JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Asap tebal terlihat memenuhi lingkungan rumah salah seorang warga Dukuh/Desa Jembungan, Kabupaten Boyolali, Rabu (26/9/2012). Asap dari oven tembakau dikeluhkan warga karena mengganggu.(JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI--Sejumlah warga Dukuh/Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, yang terkena dampak polusi dari operasional oven tembakau di dukuh setempat, akhirnya mengadukan persoalan itu kepada Bupati Boyolali, Seno Samodro dan DPRD.

Advertisement

Surat pengaduan itu disampaikan kepada Bupati dan jajarannya, ditembuskan pula kepada DPRD setempat, Senin (1/10/2012).

Surat itu disertai pula dengan pernyataan tertulis serta tanda tangan dari 23 warga setempat yang terkena langsung dampak polusi tersebut. Perwakilan warga, Margono, 37, mengatakan pengaduan itu disampaikan kepada Bupati karena sampai saat ini belum ada respons dari pemilik oven atas keluhan warga.

“Hari ini kami sampaikan surat resmi kepada Pak Bupati [Seno Samodro] yang ditembuskan kepada beberapa dinas terkait seperti Dinkes [Dinas Kesehatan] dan juga BLH [Badan Lingkungan Hidup], serta DPRD. Melalui surat ini kami berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD bisa memfasilitasi permasalahan ini sehingga ada solusi terbaik sebagaimana harapan kami,” ungkap Margono ketika ditemui wartawan di Gedung DPRD Boyolali, sesuai menemui jajaran Komisi IV, Senin.

Advertisement

Bukan Dendam

Sementara terkait pernyataan yang pernah disampaikan Penasehat Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali, Tulus Budiyono, bahwa keluhan warga terkait polusi dari operasional oven tembakau di dukuh itu didasari faktor dendam pribadi, Margono menegaskan hal itu tidak benar.  Keluhan warga tersebut menurut Margono, murni karena dampak operasional oven tembakau yang berupa polusi asap dan debu abu tersebut benar-benar terjadi dan dirasakan mengganggu warga yang tinggal di sekitar oven.

“Kami hanya ingin ada solusi terbaik dari permasalahan itu. Sebab polusi dari oven tembakau itu benar-benar dirasakan oleh warga sekitar dan sangat mengganggu. Kami juga tidak akan serta merta menutup oven tembakau tersebut, karena kami mengerti, keberadaan oven tersebut juga terkait dengan nasib pekerja-pekerja di sana yang sangat erat kaitannya dengan sumber pencaharian. Kami juga tidak ingin merugikan kepentingan warga lainnya,” katanya.

Advertisement

Menyikapi persoalan itu, pihaknya meminta agar dinas terkait melakukan tindakan kepada pemilik oven tembakau, berupa perbaikan pengelolaan limbah, di antaranya dengan membuat cerobong asap yang tinggi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi warga sekitar. Selain itu warga meminta supaya abu sisa pembakaran juga dibersihkan dan jika tidak maka warga akan menuntut ditutupnya izin operasional oven tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif