SOLOPOS.COM - Ilustrasi dana pinjaman (JIBI/Solopos/Dok.)

Dana desa Sukoharjo digunakan untuk membiayai dua proyek fisik karena waktunya mepet.

Solopos.com, SUKOHARJO – Bantuan dana desa tahap III senilai Rp58 juta-Rp60 juta di Sukoharjo digunakan untuk membiayai satu-dua kegiatan fisik di perdesaan. Pengerjaan proyek kegiatan fisik bakal digenjot lantaran waktunya sangat mepet.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Sukoharjo, Sri Lestari, mengatakan bantuan dana desa asal pemerintah mulai dicairkan pada akhir pekan ini. Dana desa itu hanya digunakan untuk membiayai dua kegiatan fisik lantaran waktunya sangat mepet.

Pengerjaan kegiatan fisik ditenggat hingga akhir Desember. “Waktu pengerjaan kegiatan fisik hanya 10 hari. Karena itu, seluruh elemen masyarakat harus bahu membahu mengerjakan kegiatan fisik agar rampung tepat waktu,” kata dia, Sabtu (19/12/2015).

Menurut dia, desa bisa mengerjakan satu kegiatan fisik apabila volume pekerjaan besar. Misalnya, pengaspalan jalan dengan panjang lebih dari tiga kilo meter. Apabila volume pekerjaan kecil maka ada dua kegiatan fisik yang dikerjakan.

Sebagian kepala desa maupun perangkat desa telah berkonsultasi menyusun laporan pertanggungjawab (lpj) dana desa tahap I dan II yang berisi progres kegiatan fisik yang disertai perincian biaya yang digunakan. Untuk mencairkan dana desa tahap III, setiap kepada desa atau perangkat desa wajib menyusun laporan pertanggungjawab (lpj) dana desa tahap I dan II.

“Rencana anggaran biaya (RAB) bangunan kan telah disusun saat pencairan dana desa tahap I dan II. Nah, sekarang kepala desa atau perangkat desa hanya tinggal menyusun lpj,” ujar dia.

Dana desa tahap I dan II sebesar 80 persen telah diterima setiap desa pada Oktober. Setiap desa rata-rata menerima dana desa senilai Rp170 juta.

Dana desa itu langsung digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur perdesaan seperti pengecoran jalan, perbaikan jembatan dan saluran irigasi pertanian.

Menurut Lestari, kendala utama pengerjaan kegiatan fisik dana desa tahap I dan II lantaran kurangnya sarana dan prasana seperti alat berat. Imbasnya, proges pengaspalan jalan di setiap desa lambat dibanding kegiatan fisik lainnya. “Tahun depan, kami akan mengusulkan pengadaan 12 unit stoom wall. Targetnya satu kecamatan mempunyai satu stoom wall,” papar dia.

Di sisi lain, Kepala Desa Ngasinan, Kecamatan Bulu, Ibnu Wiyatno, mengatakan dana desa tahap II akan digunakan untuk mengecor jalan perdesaan.

Menurut dia, seluruh elemen masyarakat membantu selama pengerjaan kegiatan fisik dana desa. Dia selalu berkoordinasi dengan instansi terkait ihwal pencairan dana desa maupun proges kegiatan fisik setiap bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya