Soloraya
Kamis, 29 Maret 2012 - 06:21 WIB

DANA HIBAH: Kelomptan Desa Wonotolo Pertanyakan Dana Hibah

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN-Kelompok tani (Kelomptan) yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) Marsudi Tani, Desa Wonotolo, Gondang, Sragen memprotes pengurus Gapoktan perihal alokasi dana hibah dari provinsi senilai Rp150 juta.

Salah satu Ketua kelompok tani yang meminta kejelasan perihal alokasi dana senilai Rp150 juta adalah Ketua Kelompok Tani Raharjo, Hadi Suparno, 78. Saat ditemui solopos.com di rumahnya, Keten, RT 012, Wonotolo, Gondang, Hadi menuturkan kecewa dengan kinerja pengurus Gapoktan selaku pihak yang mengelola dana hibah dari provinsi untuk program ketahanan pangan.

Advertisement

Hadi mempertanyakan transparansi dana senilai Rp117 juta yang seharusnya sesuai rencana awal digunakan membeli gabah milik petani saat harga gabah jatuh.

“Uang Rp150 juta digunakan membangun lumbung padi senilai Rp33 juta. Sisanya katanya disimpan di bank. Tetapi saya dengar dari orang, sudah dipakai membeli gabah petani-petani. Ini enggak ada penjelasan atau transparansi dana. Enggak ada laporan kepada seluruh kelompok tani maupun anggota,” ujarnya.

Pihaknya menyayangkan sikap pengurus Gapoktan yang dinilai kurang memperhatikan nasib petani. Dana tersebut sedianya dapat digunakan mengantisipasi pembelian gabah dengan harga rendah oleh tengkulak.
Namun, pernyataan Hadi disanggah Ketua Kelompok Tani Mulyo, Mitro Suparjo. Dia ngotot mengatakan Gapoktan telah melaksanakan tugas sesuai program ketahanan pangan. Mitro menjelaskan sebanyak dua ton gabah kering giling miliknya telah dibeli Gapoktan.

Advertisement

“Pernyataan Hadi itu salah. Gabah dari kelompok tani kami sudah dibeli. Tetapi memang belum dibawa ke lumbung semua. Masih diletakkan di rumah masing-masing dan ada pula yang masih dijemur.”

Hanya saja, nominal pembelian yang disebutkan Mitro kurang sesuai dengan harga gabah kering giling secara umum. Mitro mengatakan gabah kering giling sebanyak dua ton dibeli dengan harga Rp840.000. Padahal, harga satu kuintal gabah kering giling menurut Ketua Kelompok Tani Mugi Rejeki, Paiman senilai Rp380.000.

Sementara itu, ditemui di Kantor Kepala Desa Wonotolo, Joko Riyanto menjelaskan mengetahui perihal dana hibah senilai Rp150 juta untuk program ketahanan pangan. Hanya saja, pihaknya menyayangkan sikap Gapoktan yang belum melaporkan alokasi dana hibah tersebut secara berkala.

Advertisement

“Pengurus Gapoktan hingga kini belum melaporkan alokasi dana. Kami tidak akan ikut campur mengurusi tetapi setidaknya, kami mendapat laporan alokasi dana. Saya memang belum mendengar kalau ada kelompok tani yang merasa kurang puas. Tetapi saya akan segera memanggil dan mengumpulkan seluruh kelompok tani dan gapoktan,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif