SOLOPOS.COM - Kantor KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri tutup, Jumat (4/2/2022). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Warga Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri resah. Dana yang mereka simpan di Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit (KSP Kopdit) Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo tak bisa ditarik.

Koperasi yang berkantor di Dusun Klampis, Desa Sendangmulyo itu tak beroperasi lagi sejak beberapa bulan lalu. Dana warga yang tersimpan di koperasi tersebut diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pantauan Solopos.com, Jumat (4/2/2022), Kantor KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo tutup. Pagar dan pintu kantor tergembok.

Baca Juga: Dana yang Dikorupsi Eks Karyawan BKK Eromoko Wonogiri Murni Kas Bank, Bukan Dana Nasabah

Informasi yang dihimpun Solopos.com, KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo dikelola SM yang merupakan Kepala Desa (Kades) Sendangmulyo. Perempuan itu dipilih dengan mekanisme penggantian antarwaktu (PAW) melalui musyawarah desa (musdes). Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, melantik SM pada Kamis (27/5/2021) lalu.

SM mengundurkan diri sebagai kades pada pertengahan Januari 2022 lalu. Bupati mengabulkan permohonan pengunduran dirinya dengan memberhentikan SM. Surat keputusan (SK) pemberhentian SM tertanggal 2 Februari 2022.

SM mengundurkan diri diduga kuat karena sedang menghadapi masalah pelik terkait koperasi yang dikelolanya. Hal itu membuatnya tak bisa menjalankan tugas dan kewajiban sebagai kades. Sejak Desember 2021 lalu dia tak masuk kantor. Ibu dua anak itu pergi dari rumah bersama anaknya hingga kini belum pulang.

Baca Juga: Duh, Kredit Macet Soloraya Tembus 10,26%

Salah satu nasabah, O, saat ditemui di rumahnya di Desa Sendangmulyo, Jumat, mengatakan, KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo mulai terlihat bermasalah saat nasabah sulit menarik dana, Oktober atau November 2021. Seiring berjalannya waktu koperasi tutup. Sejak saat itu SM sudah jarang kelihatan berada di rumah.

Warga yang menjadi nasabah mulai resah. Banyak dari mereka yang mencari SM. Suatu ketika SM mengundang sejumlah nasabah bertemu di kantor koperasi, Desember 2021. O turut menghadiri pertemuan itu.

“Saat itu dia [SM] tak bisa memberi solusi untuk para nasabah. Bahkan, dia terlihat tak yakin bisa mengembalikan dana nasabah. Saat para nasabah meminta komitmennya untuk mengembalikan dana, dia awalnya tak secara langsung menyatakan sanggup. Setelah didesak dengan suara agak keras, dia baru bilang sanggup mengembalikan dana, tetapi dia tak bisa menjanjikan. Dia bilang akan berusia mengembalikan dana nasabah dalam jangka waktu dua tahun ke depan,” kata lelaki paruh baya itu.

Baca Juga: 10 Berita Terpopuler : Kantor BPR di Solo Digeruduk, Polisi Tangkap 37 Orang

Setelah pertemuan itu, lanjut dia, SM pergi meninggalkan rumah. Rumah yang juga tempat usaha penjualan mebel miliknya tutup. Hingga Jumat itu belum ada warga yang melihat SM pulang ke rumah.

Menurut O, pernah ada warga desa yang juga nasabah KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo bertemu SM di kawasan kota Wonogiri. Warga tersebut langsung membuntutinya hingga ke tempat tinggalnya.

Setelah sampai ke tempat tinggalnya, warga bersangkutan menemui SM. SM menyampaikan tempat tinggal itu adalah rumah yang dikontraknya. Keesokan harinya warga tersebut kembali ke kontrakan SM bersama nasabah lainnya. Namun, SM tak berada di kontrakannya lagi. “Sampai sekarang kami tidak tahu keberadaannya,” ulas O.

Baca Juga: Kantor Koperasi di Klaten Utara Digeruduk Nasabah, Begini Masalahnya!

 

70 Persen Nasabah

Dia menyebut, lebih dari dari 70 persen atau mayoritas warga Desa Sendangmulyo yang tersebar di delapan dusun menjadi nasabah KSP Kopdit Perdana Sari Surakarta Pelayanan Tirtomoyo. Warga desa yang menjadi nasabah diperkirakan mencapai ratusan orang.

Nasabah dari luar desa dan luar Kabupaten Wonogiri juga cukup banyak. Banyak di antara nasabah menyimpan dana di koperasi mencapai ratusan juta rupiah/nasabah. O mengaku menyimpan dana di koperasi tersebut senilai Rp400 juta dan saudaranya Rp250 juta. Dana itu ditabung O di produk tabungan deposito sejak lebih dari lima tahun lalu.

“Ada juga yang menyimpan dana Rp300 juta, Rp400 juta, dan Rp150 juta. Dana nasabah yang disimpan rata-rata minimal Rp20 juta. Nasabah kebanyakan petani seperti saya, pedagang pasar, dan lainnya. Ada yang menjual sawah lalu hasil penjualannya disimpan di koperasi. Ada juga yang menjual sapi kemudian hasil penjualannya disimpan di koperasi. Kalau ditotal dana warga yang tersimpan mungkin berkisar Rp9 miliar hingga Rp10 miliar,” ulas O.

Baca Juga: Geruduk KSP Sejahtera Bersama Klaten Lagi, Nasabah Ancam Lapor Polisi

Warga lain yang menjadi nasabah koperasi, S, mengaku dana miliknya yang masih tersimpan di koperasi senilai Rp15 juta dan dana menantunya Rp15 juta. Perempuan itu tak menyangka koperasi yang dikelola SM akhirnya tutup. Sebelumnya tidak ada masalah. Penarikan dan peminjaman dana berjalan lancar.

Hingga berita ini ditulis, SM belum dapat dimintai konfirmasi. Saat Solopos.com mendatangi rumahnya, rumahnya tutup. Halaman rumahnya terlihat kotor. Saat Solopos.com beberapa kali mengucapkan salam, tidak ada yang menjawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya