SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Jongke Solo yang akan direvitalisasi dan digabung dengan Pasar Kabangan. Foto diambil Rabu (29/6/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Revitalisasi Pasar Jongke di Laweyan, Kota Solo, yang akan mulai dikerjakan tahun ini menelan anggaran mencapai Rp185 miliar. Pasar di lahan seluas 1,8 hektare itu nantinya bakal menampung sekitar 1.027 pedagang.

Mereka terdiri atas 900-an pedagang Pasar Jongke dan 127 pedagang Pasar Kabangan. Pasar tersebut rencananya dibangun dengan desain klasik gaya kolonial.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pengerjaannya dengan skema multiyears atau tahun jamak hingga 2024. “Anggarannya Rp185 miliar, yang membiayai pembangunan Kementerian PUPR. Tahun ini dimulai, dan kelihatannya multiyears, lompat tahun hingga 2024,” ujar Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi, belum lama ini.

Heru menjelaskan revitalisasi Pasar Jongke Solo ditargetkan mulai Mei 2023. Sebelum itu, para pedagang harus pindah ke lokasi pasar darurat di Lapangan Jegon, Pajang. Pembangunan pasar darurat itu saat ini masih proses lelang.

Heru memastikan lokasi pasar darurat bagi pedagang Pasar Jongke mencukupi untuk menampung semua pedagang. Bahkan masih ada area khusus untuk parkir kendaraan. “Kami siapkan tempat parkirnya juga,” tandasnya.

Berdasarakan catatan Solopos.com, detail engineering design (DED) pembangunan Pasar Jongke Solo sudah dibuat pada tahun lalu. Dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp185 miliar, pembangunan Pasar Jongke lebih mahal dibandingkan pembangunan Pasar Legi pada 2021 lalu.

Pembangunan Pasar Legi Solo menghabiskan anggaran Rp104 miliar dari APBN. Kepala Disdag Solo Heru Sunardi dalam wawancara dengan Solopos.com awal 2022 lalu mengungkapkan konsep revitalisasi Pasar Jongke Solo akan mengadopsi prinsip gedung hijau, sama seperti Pasar Legi.

Cegah Banjir

Tentunya dengan mengakomodasi sejumlah masukan seperti adanya kanopi agar tidak terjadi tempias yang memicu seperti yang terjadi di Pasar Legi pada awal penempatan oleh pedagang. Kemudian, revitalisasi Pasar Jongke juga agar pasar tidak kebanjiran air luapan Kali Jenes.

Data Disdag menyebut Pasar Jongke yang dibangun kali pertama pada 1992 itu terdiri atas 780 los, 106 kios, dan 135 lapak pelataran. Pasar Jongke nantinya akan menjadi ikon baru Solo.

Pasar ini tidak hanya menjadi tempat jual beli, tapi dilengkapi lembaga keuangan dan pelayanan publik. Sedangkan produk yang dijual tak hanya hasil bumi. Tapi ada juga produk yang selama ini dijual pedagang di Pasar Kabangan, serta kelompok produk kuliner.

Para pedagang Pasar Jongke Solo yang ditemui Solopos.com, Selasa (10/1/2023), mengaku sudah tidak sabar menunggu revitalisasi itu. Bangunan pasar yang ada saat ini dinilai sudah sangat memprihatinkan.

Atap bangunan bocor di beberapa lokasi dan lantainya becek. Belum lagi adanya ancaman banjir luapan Kali Jenes tiap kali hujan deras seperti yang terjadi pada awal 2022 lalu.

“Sudah tiga kali kebanjiran akibat luapan Kali Jenes. Mau tidak mau terpaksa menutup lapak. Tidak berjualan, tidak mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata salah satu pedagang Pasar Jongke, Pomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya