Soloraya
Jumat, 12 Agustus 2011 - 15:59 WIB

Dandim: Penanganan bencana perlu kerja sama

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com)--Dandim Boyolali, Letkol (Arh) Soekoso Wahyudi menegaskan diperlukan kerja sama yang baik semua pihak dalam hal penanganan bencana.

Hal ini berdasarkan pengalaman menangani bencana erupsi Merapi tahun lalu di Boyolali yang terkesan lambat. Menurutnya, kurangnya koordinasi antarpihak yang berjalan sendiri-sendiri. “Belum ada sinkronisasi antar lembaga terkait atau kurangnya koordinasi. Pihak-pihak yang berwenang masih jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya dalam acara penutupan Geladi Posko I Kodim 0724/Boyolali di Makodim Boyolali, Jumat (12/8/2011).

Advertisement

Menurutnya, koordinasi menjadi bagian yang sangat penting dan menentukan keberhasilan sebuah pelaksanaan tugas. Sebab, ini melibatkan berbagai pihak, unsur dan instansi terkait. Koordinasi yang produktif akan terwujud bila masing-masing pihak memiliki pemahaman tentang mekanisme kerja yang berlaku di masing-masing pihak. “Misalkan saja Pemkab ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Akan tetapi, tugasnya belum jelas,” paparnya.

Ia menegaskan penanganan bencana ke depan agar bisa optimal perlu adanya pelatihan. Dicontohkan, terkait komunikasi antar lembaga agar lebih ditingkatkan. Hal ini untuk mendongkrak kinerja masing-masing pihak sesuai tugasnya bisa terarah dan tidak jalan sendiri-sendiri.

Sebanyak 35 prajurit dari Kodim Boyolali, 35 unsur pendukung dan 17 dari beberapa instansi mengikuti acara yang digelar selama tiga hari ini.

Advertisement

Hal serupa diungkapkan Kasrem Surakarta Letkol (Inf) Haryadi. Ia mengatakan anggota TNI harus siap dalam penanggulangan bencana. “Diharapkan dengan gladi posko ini dapat membuat anggota lebih siap terutama dalam menanggulangi terjadinya bencana,” katanya.

Menurutnya, wilayah Boyolali merupakan daerah yang potensi terkena bencana. Terlebih area Boyolali yang berada di lereng Merapi, gunung berapi yang masih aktif hingga kini. “Evakuasi korban saat bencana memang paling susah. Koordinasi antar pihak sangat diperlukan. Kooordinasi lebih matang sangat diperlukan,” tandasnya.

(rid)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif