SOLOPOS.COM - Salah satu peserta lomba melamun dengan properti keinginan membeli Jeep Rubicon di Jinju Academy, Jl DI Panjaitan, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Minggu (5/2/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com. SOLO— Salah satu peserta lomba melamun di Jinju Academy, Jl D.I, Panjaitan, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo berasal dari Pasuruan, Jatim, Minggu (5/3/2023). Peserta itu melamun membeli Jeep Rubicon.

Pemuda itu adalah Muhaimin Nul Aziz, 23 yang ikut lomba melamun dengan duduk bersila di halaman Jinju Academy. Dia mengenakan kaus serta sarung, namun kondisi tubuhnya kotor dengan pasir dan salah satu kuping terdapat sejumlah jamur 5 sentimeter.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Muin, sapannya membawa properti untuk mengikuti lomba melamun, antara lain sejumlah uang Rp10.000 dan Rp20.000 di atas piring serta tulisan tangan Pengen Beli Rubicon. Dia menatap arah depan selama 1 jam mengikuti lomba melamun.

“Saya kepengan ikut lomba saja. Pengen menunjukkan aku ini masternya melamun,” kata dia seusai lomba.

Muin memiliki usaha kue pia serta memiliki rutinitas membantu ibunya menjaga toko. Dia mengatakan selama menunggu pelanggan kerap melamun. “Rata-rata melamunkan masa depan. Masa depannya suram,” kata dia sambil tertawa.

Sementara itu, lanjut Muin, dia mengikuti lomba dengan termenung sambil pikiran melayang ke mana-mana, Minggu pagi, antara lain menang lomba melamun, diundang stasiun TV, mendapatkan banyak endorse, lalu membeli Rubicon.

“Saya kepengen Rubicon, kok kayaknya enak punya Rubicon. Semantara saya susah,” ujarnya.

Dia mengatakan banyak orang membicarakan Rubicon yang digunakan salah satu pegawai anak pejabat pajak akhir-akhir ini. Muin belum pernah melihat Rubicon secara langsung, namun melihat Rubicon dari media massa.

Sementara itu, dia menjelaskan jamur dikupingnya untuk menggambarkan saking lamanya membeli Rubicon. “Menunggu beli Rubicon sebagai rakyat biasa sampai tumbuh jamur,” ungkapnya.

Peserta lomba melamun lain, Juju, 22 mengatakan melamun menjadi salah satu media untuk melepas emosi. Dia mengikuti lomba melamun untuk mengekspresikan perasaan yang tidak bisa terungkap.

Adapun Juju membuat tulisan tangan berupa Pak Buk Saya Cuma Pingin Lulus. Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu juga menggambarkan wajah sedih dengan air mata.

Owner Jinju Academy Desty Konita mengatakan Jinju Academy memperkenalkan budaya unik di Korea Selatan kepada warga. Jinju tak hanya mengajarkan bahasa Korea dan Jepang namun budaya kedua negara itu.

“Menurut riset melamun dapat merefresh kerja otak agar lebih maksimal kembali,” ujar dia.

Dia mengatakan ada 400-an peserta yang mendaftar, namun hanya 40 orang yang dipilih. Peserta dari berbagai daerah, antara lain Medan dan Jogja.

Menurut dia, para peserta diseleksi berdasarkan alasan ketertarikannya mengikuti lomba melamun, antara lain penyesalannya telah melewatkan konser salah satu kelompok musik K-pop di Indonesia. Ada beberapa peserta yang berhalangan hadir dan terlambat.

“Penilaian berdasarkan pose melamun, denyut jantung stabil dengan pengukuran denyut jantung empat kali, kostum unik,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya