SOLOPOS.COM - Kantor Kelurahan Sambeng yang berada di tengah hutan jati wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali, Selasa (21/2/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kelurahan Sambeng yang berada di kecamatan ujung utara Boyolali, Juwangi, memiliki cerita asal-usul yang cukup unik terkait namanya.

Awalnya, kantor kelurahannya berada di daerah Dukuh Sambeng yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan, akan tetapi kelurahan dipindah ke Sambeng Timur.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu sesepuh desa, Marno, mengatakan berdasarkan cerita-cerita para pendahulu di wilayah itu, kata Sambeng berasal dari bahasa Jawa samben atau sambilan.

“Jadi kalau ada orang kerja samben, nyambut damel buat samben [bekerja untuk sambilan]. Tapi ceritanya samben itu saya kurang tahu, saya hanya meneruskan para sesepuh itu bilangnya begitu,” jelas lelaki 69 tahun tersebut kepada Solopos.com, Kamis (2/3/2023).

Sedangkan mengenai asal-usul Sambeng menjadi kelurahan di Juwangi, Boyolali, Marno menjelaskan status Sambeng sebagai kelurahan sudah sejak 1960-an. Sejak saat itu pula kantor kelurahan dipindah ke Dukuh Klumpit di Sambeng Timur.

“Dulu di sini itu Kademangan Sambeng, terus jadi ikut wilayah Kecamatan Juwangi, Boyolali. Setelah jadi kelurahan tahun 1960-an dipindah ke Sambeng Timur, perangkat-perangkat desanya langsung dikirim dari [Pemerintah Kabupaten] Boyolali,” ujarnya.

Pemindahan tersebut bukan tanpa alasan. Marno menyebut dipilihnya Dukuh Klumpit di Sambeng Timur untuk lokasi kantor kelurahan karena lebih dekat dengan Kantor Kecamatan Juwangi.

Jarak tempuh dari Sambeng Barat ke kantor kecamatan berkisar satu jam, sedangkan dari kantor di Sambeng Timur hanya 10-20 menit dengan kendaraan. Ia mengingat betul waktu itu kantor kelurahan pada 1960-an masih kecil dan hanya satu bangunan.

Kemudian, pada akhir 1980-an bangunan menjadi lebih besar. Sementara itu, Lurah Sambeng, Juwangi, Boyolali, Antonius Pramusinto, mengatakan asal-usul Sambeng menjadi kelurahan karena pada awalnya daerah tersebut tidak memiliki banyak tanah kas desa untuk membayar perangkat desa.

Karena itu, Bupati Boyolali pada saat itu mengirimkan perangkat desa ke Sambeng. Anton menceritakan pada 2021 sempat ada usulan terkait status Sambeng yang akan diubah menjadi desa akan tetapi warga juga menolak karena khawatir ada konflik antarwarga jika saling menjagokan bakal calon kepala desa.

Ia tak menampik kelurahan yang ia pimpin memang terpencil karena lokasinya di tengah hutan jati. Dari total 554.442 hektare luas Kelurahan Sambeng, sebanyak 466,7 hektare adalah hutan jati perkebunan negara.

Sambeng bagian timur dan barat terpisah oleh hutan jati sehingga masyarakat yang akan ke Kantor Kelurahan Sambeng harus menempuh perjalanan sekitar 1-1,5 jam naik sepeda motor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya