SOLOPOS.COM - Polisi menghentikan kendaraan pengantar Calhaj di depan Asrama Haji Donohudan untuk tidak masuk ke kompleks Asrama Haji, Senin (29/5/2023). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO–Cuaca panas menyambut kedatangan para calon haji (calhaj) satu kloter dari Kabupaten Temanggung di Embarkasi Solo pada Senin (29/5/2023).

Sekitar pukul 13.45 WIB, mobil patwal polisi diurutan terdepan mengiringi delapan bus dan sejumlah mobil dinas masuk ke Embarkasi Solo. Tak ketinggalan pula, mereka dari rombongan kerabat dan tetangga calhaj Temanggung ikut berbondong mengiringi bus ke Embarkasi Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah satu rombongan pengantar, Joko Sutrisno, bersama sekitar 24 orang lainnya ikut menuju Embarkasi. Melesat dari Temanggung menggunakan tiga mobil pribadi, Joko ditemani segenap keluarga berniat untuk mengantar ayah ibunya, Prapti Wijaro dan Sutarmi menuju tanah suci.

Dari sini, adapun mereka berencana sekalian mengunjungi Masjid Sheikh Zayed Solo.

“Ya tadi satu mobil ingin mengunjungi masjid yang baru itu di Solo,” papar dia saat ditemui Solopos.com, Senin (29/5/2023).

Berawal dari rumah, Joko bersama ayah ibunya tiba di Pendapa Temanggung sekitar pukul 08.00 WIB. Sembari menunggu kesiapan bus, ada proses pelepasan calhaj yang digelar di Pendapa Temanggung.

“Berangkat sekitar pukul 10.00 WIB, tidak macet, saya dari Kecamatan Kledung, Temanggung,” jelas dia.

Perjalanannya menuju Embarkasi ditempuh selama sekitar tiga jam. Setibanya di Embarkasi Solo, Joko bersama keluarga terhalang masuk ke Asrama Haji Donohudan. Ia mesti tertahan di depan gerban pintu masuk yang dijaga petugas.

Akhirnya, Joko hanya bisa mengamati dari kejauhan para jamaah termasuk ayah ibunya turun dari bus. Ia menunggu kabar pertemuan dengan dua orang tuanya itu. Sementara, rombongannya lain menepi mencari lokasi masjid untuk salat dan jajanan UMKM sekitar.

Saat ditanya akan berapa lama menunggu, Joko menjawab belum tahu, ia akan berada di embarkasi sampai bisa bertemu kembali dengan kedua orang tuanya dahulu.

“Tidak tahu, menunggu bisa ketemu dulu, kalau terbangnya nanti ya tak tunggu,” urai dia.

Salah satu penumpang yang ikut mengantar, Juminah mengaku adalah warga Kecamatan Bandungan, Semarang. Dia ikut mengantar rombongan calhaj Temanggung karena diajak oleh rombongan Joko yang menjadi besan adiknya.

Juminah mengaku pernah naik haji pada 2017. Dirinya menilai kondisi di luar Embarkasi Solo tidak seramai dahulu. Karena Juminah masih ingat betul memori soal dirinya yang naik haji sejak 2017.

“Saya mendaftar dan antre enam tahun, akhirnya saya bisa naik haji pada 2017 bersama suami,” jelas dia.

Sambil mengenang tradisi mengantar jamaah calhaj ke Embarkasi Solo adalah budayanya. Ia juga beberapa kali mengantar jamaah ke Embarkasi Solo sampai saat ini.

Adapun, Juminah juga diantar oleh kerabat dan tetangganya saat berangkat haji pada 2017. Juminah diantar oleh rombongan bus-bus dari Kabupaten Semarang.

“Jadi dulu itu kalau pas saya [naik haji] lebih ramai dan meriah, sampai diantar bus-bus gitu,” jelas dia.

Usianya kini sudah sekitar 65 tahun. Ia pun tetap rutin ikut mengantarkan jamaah calhaj menuju Embarkasi Solo bila ada rekan atau kerabatnya yang akan naik haji.

Lebih lanjut, Ia menilai kondisi di depan pintu masuk Embarkasi tidak jauh berbeda jika kaitannya dengan para pedagang. Menurutnya, ada banyak pedagang UMKM yang berjualan sepanjang pintu masuk embarkasi.

“Tapi sekarang lebih sepi kelihatannya pembelinya, dulu ramai sekali,” papar dia.

Disinggung soal rencana wisata ke Masjid Sheikh Zayed, Juminah menjawab jika pun nanti jadi mampir, Juminah akan dengan senang hati ikut. Karena itu baru kali pertama ke sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya