SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)–Data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo tahun 2010 ini akan dijadikan acuan oleh Pemkot Solo dalam berbagai program pengentasan kemiskinan. Meski demikian, data BPS tersebut bukanlah acuan mutlak dan final, melainkan hanya dijadikan data mentah.
Hal itu seperti yang dikemukakan Kepala Bappeda Solo, Anung kepada Espos, Selasa (8/6) “Kami akan tetap mengacu data terakhir BPS nanti. Namun, bukan sebagai data final, melainkan sebagai data mentah,” paparnya.
Anung menjelaskan, data BPS diakui sudah memperinci tentang kondisi masyarakat Solo baik kondisi ekonomi, maupun kondisi rumahnya. Kondisi itulah yang sangat membantu Pemkot dalam menjalankan sejumlah program berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.
Sejumlah program yang akan mengacu data BPS, katanya, antara lain program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS), Jamkesmas, serta bantuan untuk pengentasan kemiskinan lainnya. “Nah, ketika akan dipakai untuk itu, maka akan diverifikasi ulang untuk melihat perkembangan kondisi warga yang terakhir,” paparnya.
Pengurus LPMK Mojosongo, Winarto mengungkapkan, sudah semestinya Pemkot Solo melakukan sinkronisasi ke data terakhir BPS. Data tersebut, kata Win, diakui akan mempermudah identifikasi masyarakat Kota Solo dalam berbagai hal.
Di sisi lain, Kepala BPS Kota Solo, Toto Desanto menjelaskan, meski sensus penduduk dilakukan sepuluh tahun sekali, namun data hasil sensus terus diverifikasi tiap tahunnya. Terkait perbedaan data BPS denga Pemkot, pihaknya selama ini memakai indikator nasional dalam melakukan pendataan.
“Kalau ingin memakai indikator lokal untuk pengentasan kemiskinan di daerah-daerah, maka ya dilakukan verifikasi yang memakai indikator lokal juga,” paparnya.
asa