SOLOPOS.COM - Dua paslon mengikuti debat perdana Pilkada Solo 2020 di The Sunan Hotel, Jumat (6/11/2020) malam. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Debat Publik Pilkada Kota Solo 2020, Jumat (6/11/2020), diwarnai pertarungan dua calon beda generasi dan gaya penyampaian. Calon Wali Kota (Cawali) Gibran Rakabuming Raka membahas persoalan yang lebih luas soal dampak Covid-19, sedangkan Bagyo Wahyono bicara soal tata krama dan karakter budaya dalam debat.

Debat Pilkada Solo: Soal Pelayanan Publik, Bagyo: Data Saat Ini Tak Akurat, Bajo Akan Tanya ke Rakyat

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Perbedaan ini tampak saat keduanya memaparkan visi. Gibran dengan gaya berapi-api bahkan sempat menyinggung dampak Covid-19 bagi tatanan global. Dia juga mengungkapkan optimisme Solo bakal keluar dari persoalan ekonomi dampak dari Covid-19.

Katanya selain 3M, Solo perlu mempersiapkan prosedur adaptasi kebiasaan baru. "Intinya peningkatan kualitas puskesmas dan RSUD," katanya.

Dampak Ekonomi

Soal dampak ekonomi, Gibran mempersiapkan skema restrukturasi kredit, kelonggaran pembayaran pajak daerah dan retribusi UMKM. "Untuk membuka peluang kita membuat creative hub untuk anak muda di Solo, UMKM di Solo bisa naik kelas. Jika warga sehat ekonomi kuat," katanya.

Debat Pilkada Solo: Saat Gibran Singgung Tatanan Global, Bagyo Fokus ke Pakaian Adat

Pada kesempatan yang sama, Gibran mengatakan saat ini Solo memiliki tantangan besar selain dampak Covid-19 yaitu keberlangsungan Solo sebagai kota Budaya. "Solo menghadapi tantangan kota modern. Masalah kemacetan, kepadatan penduduk, dan sampah," katanya.

Berbeda dengan Gibran, Bagyo justru fokus pada sandang. Persoalan sandang ini mengisi lebih banyak waktu untuk dijelaskan oleh Bagyo. "Kita harus menjaga tata krama toleransi dan menghargai. Soal sandang, kita juga harus memulai tentang baju-baju adat orang Solo seperti penggunaan batik dan lurik untuk kepentingan industri di kota Solo," katanya.

Bagyo juga menekankan agar masyarakat Solo menggunakan pakaian adat.

Cawawali Solo Teguh Prakosa Sebut Milenial Berusia 16-27 Tahun, Benarkah?

Visi Bagyo

Sementara soal pangan, Bagyo juga bakal menghidupkan ekonomi kerakyatan. "UKM dan UMKM akan kita dorong dan kita bantu. Kita juga akan memberikan bantuan berupa pinjaman lunak," katanya.

Bagyo menambahkan, pihaknya akan meminta pengusaha di Soloraya untuk membantu orang kecil, UKM dan UMKM.

Debat di Sunan Hotel Solo itu berlangsung 120 menit dan disiarkan langsung di stasiun televisi nasional Metro TV. Secara keseluruhan debat publik tahap I Pilkada Solo dimoderatori Eva Wondo dan Wahyu Wiwoho dibagi menjadi delapan segmen. KPU Solo bersama dengan Metro TV mengalokasikan waktu 11 menit 25 detik untuk masing-masing segmen.

Disinggung Gibran di Debat Pilkada Solo, Apa Itu Wellness Tourism?

KPU Solo telah menggandeng lima panelis atau tokoh untuk menjadi tim penyusun materi debat. Mereka telah menyusun materi atau daftar pertanyaan untuk ditanyakan moderator kepada masing-masing cawali-cawawali Solo. Pertanyaan pra panelis tersebut merujuk tiga tema utama yaitu problematika kota, pelayanan publik dan penanganan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya