Soloraya
Sabtu, 1 Oktober 2022 - 12:39 WIB

Debit Air Bengawan Solo Tinggi, Dua Jembatan Sasak Tak Beroperasi

Magdalena Naviriana Putri  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perbaikan Jembatan Sasak jalur baru di Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, menuju Ngepung, Sangkrah, Solo, Jumat (30/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO–Kedua Jembatan Sasak penghubung Desa Gadingan, Mojolaban ke arah Solo tak beroperasi, Sabtu (1/10/2022).

Kedua jembatan itu ditutup pengelola lantaran debit air Bengawan Solo tinggi.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi Jembatan Sasak dari Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo ke arah Beton, Sewu, Jebres, Solo beberapa pengelola tengah membuat sasak baru untuk perlintasan.

Di jembatan dua jalur itu terlihat beberapa sasak di sudut jembatan dari arah Mojolaban copot.

Advertisement

Di jembatan dua jalur itu terlihat beberapa sasak di sudut jembatan dari arah Mojolaban copot.

Dibagian sasak paling ujung yang biasanya digunakan sebagai start pengendara melaju kini terbenam karena debit air itu. Jalur alternatif yang sudah dilengkapi kamera CCTV oleh pemiliknya itu tak terlihat warga melintas.

Baca Juga: Total Ada 3 Jembatan Sasak Sukoharjo – Solo, Ada yang Baru Proses Bangun

Advertisement

Sebelum menuju bibir Bengawan Solo kini pengendara disuguhkan spanduk yang menginformasikan sebagian hasil dari penyeberangan akan digunakan untuk pembangunan Pondok Pesantren Amanah Ummah Gadingan. Seperti diketahui pengendara yang melintas di jalur itu akan dikenakan tarif Rp2.000/kendaraan.

Warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, Indrawan, mengatakan ketinggian debit air bertambah sejak adanya hujan Jumat (30/9/2022) sore.

“Kemarin kan hujan sekitar pukul 15.00 WIB itu jadi debit airnya bertambah. Kalau untuk penutupan total jembatan baru hari ini,” terang Indrawan saat berbincang dengan Solopos.com di sekitar lokasi jembatan, Sabtu.

Advertisement

Sementara salah seorang pengelola, Slamet, mengatakan lantai jembatan terus diganti secara berkala, tergantung kebutuhan. Sementara pergantian jembatan itu membutuhkan 5 ruas bambu untuk dua papan lantai jembatan sasak. Dia juga mengatakan telah mendapat bantuan berupa pelampung dari pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga: DPUPR Solo: Konstruksi Jembatan Sasak Beton-Gadingan Sangat Jauh dari Layak

“Kami dipantau terus, kalau jalur ini kan sudah lama ya, sudah ada sejak sebelum kemerdekaan malahan. Dulu dipakai untuk perlintasan jalur perdagangan pakai perahu. Jadi selalu dipantau terus sampai sekarang,” jelas Slamet saat sedang menganyam bambu.

Advertisement

Sementara itu, di sisi lain Jembatan Sasak dari arah Gadingan ke Ngepung masih kokoh berdiri, namun pengendara tak diizinkan melintas karena debit air yang tinggi.

Menurut warga setempat sekaligus pengelola jembatan, Yuli mengatakan struktur bangunan jembatan sasak itu berbeda dengan jembatan sasak menuju ke arah Beton.

“Kalau ini kami pasak ke bawah jadi arus kencang tidak goyang jembatannya. Kalau pakai pelampung [dari drum] jembatannya jadi goyang kalau buat lewat, pasti kalah sama arusnya,” terang Yuli saat dijumpai di Jembatan Sasak kedua itu.

Meski terlihat kokoh berdiri, namun warga belum boleh melintas. Beberapa warga juga tengah membuat pagar untuk dipasang di kiri dan kanan jembatan. Salah seorang pengelola setempat juga mencoba melewati jembatan itu untuk memastikan keamanan jalur.

Baca Juga: Duh! Jembatan Sasak Jalur Baru Hanyut, Sementara Tutup Dulu untuk Perbaikan

Disinggung mengenai kapan pembukaan jembatan itu, pihaknya belum bisa memberikan kepastian, mengingat faktor alam menurutnya kini tak bisa diprediksi. Namun jika arus kembali surut dipastikan warga boleh melintas lagi di jalur alternatif dengan biaya perlintasan sukarela itu.

Sementara jembatan ketiga di Mojo, Plumbon, Mojolaban, Sukoharjo yang kemarin sempat dipertanyakan perizinannya oleh pemerintah desa kini pembangunan masih berjalan. Terlihat dalam lokasi, tanah di tempat pembangunan itu telah rata dan sudah terlihat perlintasan jalur mengarah ke bibir sungai.

Namun pembuatan struktur jembatan belum terlihat ada pengerjaan. Hingga berita ini ditulis, Kepala Desa Plumbon belum dapat dikonfirmasi perihal perizinan aktivitas itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif