Soloraya
Kamis, 7 Juli 2022 - 14:48 WIB

Debit Sumber Air di Sukoharjo Menyusut, Mulai Kekeringan?

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Debit sumber air di daerah rawan kekeringan Kabupaten Sukoharjo mulai menyusut sejak akhir Juni. Meskipun begitu, sumber air tersebut masih bisa dimanfaatkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di Sukoharjo, daerah rawan krisis air bersih terletak di bagian selatan, yakni Kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari. Kondisi geografis wilayah Sukoharjo bagian selatan merupakan perbukitan gersang yang minim sumber air.

Advertisement

Sementara debit air sumur menyusut drastis saat musim kemarau. Warga setempat mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak.

Kepala Desa Tawang, Kecamatan Weru, Maryanto, mengatakan ada dua dusun rawan kekeringan di wilayah Desa Tawang, yakni Dusun Tawang dan Dusun Babalan. Lokasi kedua dusun itu terletak di lereng Gunung Taruwongso.

Advertisement

Kepala Desa Tawang, Kecamatan Weru, Maryanto, mengatakan ada dua dusun rawan kekeringan di wilayah Desa Tawang, yakni Dusun Tawang dan Dusun Babalan. Lokasi kedua dusun itu terletak di lereng Gunung Taruwongso.

Jumlah warga di kedua dusun itu sekitar 147 keluarga. “Debit air sumur mulai menyusut karena sekarang sudah jarang terjadi hujan. Namun, sumber air masih bisa dimanfaatkan warga untuk mencuci dan mandi,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Warga Tawang Weru Sukoharjo Ucapkan Selamat Tinggal pada Krisis Air

Advertisement

Sumber air seperti sumur dan sungai mengering sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kala itu, warga hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah, perusahaan dan komunitas masyarakat.

Sebenarnya ada beberapa sumur penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang tersebar di sejumlah dusun.

“Debit sumur Pamsimas tak bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Sebagian masyarakat masih mengandalkan bantuan air bersih bila debit sumur telah mengering,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, menyatakan belum ada permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa.  Dia langsung berkoordinasi dengan Perumda Tirta Makmur Sukoharjo jika ada pemerintah desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Baca juga: Duh! 2 Desa di Sukoharjo Masih Krisis Air Bersih Meski Sudah Hujan

BPBD Sukoharjo telah memetakan 17 desa rawan kekeringan di wilayah Kecamatan Weru, Bulu dan Tawangsari.

Advertisement

“Desa rawan kekeringan di wilayah Weru antara lain Jatingarang, Karakan, Karangwuni, Karangtengah, Krajan, Karanganyar, Tegalsari, Weru, Ngreco, Tawang, Karangmojo, dan Alasombo. Di wilayah Bulu, desa rawan kekeringan di wilayah Kamal, Kunden dan Puron. Sedangkan desa rawan kekeringan di wilayah Tawangsari di Watubonang dan Pundungrejo,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif