SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Ilustrasi (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Hingga pekan ke-22 tahun 2012 terdapat 37 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten. Jumlah itu mengalami penurunan mengingat pada pekan yang sama pada 2011 lalu mencapai 78 kasus DBD.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kasi Pencegahan Penyakit Bersumber Binatang pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (5/6/2012), Y Herry Martanta, mengatakan tidak satupun penderita DBD pada 2012 ini yang meninggal dunia.

Semua penderita DBD itu sempat menjalani rawat inap di puskesmas atau rumah sakit. “Sepanjang 2011 lalu totalnya ada 104 kasus serangan DBD. Empat warga di antaranya meninggal dunia,” ujar Herry.

Herry mengatakan menurunnya kasus DBD dipengaruhi meningkatkan kesadaran warga dalam menyukseskan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Menurutnya, saat ini warga Klaten memiliki cara yang kreatif dalam menyukseskan program PSN di masing-masing daerah.

“Di Cawas, warga diharuskan memasang bendera khusus sebagai hukuman karena ditemukan jentik nyamuk DBD di rumahnya. Di Delanggu, warga mengandalkan ikan cethul untuk membunuh nyamuk. Di Karangdowo, warga mengintensifkan geropyokan jentik secara massal,” terang Herry.

Herry menegaskan, membunuh nyamuk dengan pengasapan insektisida menjadi pilihan terkhir jika kasus DBD sudah mewabah di suatu daerah tertentu. Pihaknya menekankan pentingnya membunuh jentik daripada membunuh nyamuknya.

Sebanyak 41 desa di 16 kecamatan di Klaten dinyatakan endemis DBD tahun ini. Ke-41 desa itu ditetapkan sebagai endemis karena selama tiga tahun berturut-turut terjadi kasus DBD. Jumlah desa endemis tahun ini mengalami penurunan mengingat tahun lalu terdapat 94 desa endemis di Klaten. Sebanyak 264 desa lainnya dinyatakan sporadis karena dalam tiga tahun pernah terjadi kasus serangan DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya