Soloraya
Kamis, 14 Januari 2016 - 19:55 WIB

DEMAM BERDARAH BOYOLALI : Korban Meninggal Akibat DBD Bertambah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Demam berdarah Boyolali, ada empat anak yang meninggal akibat DBD.

Solopos.com, BOYOLALI–Korban penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Boyolali bertambah. Pada pekan pertama 2016 sudah ada dua anak yang meninggal akibat penyakit DBD, hingga pekan kedua ini korban DBD bertambah dua anak menjadi empat anak.

Advertisement

Dua anak tersebut meninggal dunia pada Minggu (8/1/2016) yakni Umi Khasanah, 6, warga Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, dan Wahyu Aziz Saputra, 11, warga Dukuh Bedongan, Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak yang meninggal pada Rabu (13/1/2016).

Sementara itu, dalam kurun waktu dua pekan ini, RSUD Pandanarang menerima pasien demam berdarah setiap harinya. Dokter anak RSUD Boyolali, Nur Alifah, menjelaskan sejak awal Januari tercatat sebanyak 12 anak penderita DBD dirawat di bangsal anak RSUD Pandanarang. ?Sementara untuk jumlah anak penderita DBD yang meninggal di rumah sakit dalam periode tersebut sebanyak dua anak. Jumlah penderita serta korban meninggal tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu dalam periode yang sama.

“Yang jelas setiap hari selalu ada anak yang masuk ke RSUD karena DBD,” kata Alifah, saat ditemui Solopos.com, Rabu (13/1/2016).

Advertisement

Anak penderita DBD ?yang masuk ke RSUD mayoritas sudah dalam fase kritis yang pertolongan medisnya cukup sulit. Biasanya, terjadi keterlambatan dalam mengidentifikasi fase awal serangan DBD. Selain itu, gejala penyakit DBD sifatnya unpredictable. Orang tua biasanya menganggap enteng demam anak. “Untuk sementara ini korban DBD paling banyak adalah anak-anak usia 3-5 tahun.”

Sementara itu, Kabid Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ahmad Muzayyin, menjelaskan upaya antisipasi yang saat ini dilakukan untuk mengurangi serangan DBD adalah fogging. “Namun menurut kami antisipasi paling efektif adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk [PSN],” kata Muzayyin, Kamis (14/1/2016).

Dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala dini serangan DBD. Selain itu, orang tua yang mendapati gejala demam pada anaknya juga disarankan untuk tidak berganti-ganti dokter.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif