Soloraya
Rabu, 24 Juli 2013 - 10:01 WIB

DEMAM BERDARAH : Jumlah Penderita di Wonosari Klaten Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baliho Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBi/Solopos)

Baliho Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBi/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Jumlah penderita demam berdarah (DB) di Kecamatan Wonosari , Klaten meningkat dalam enam bulan terakhir. Tercatat 13 warga dinyatakan positif terjangkit DB.
Tahun sebelumnya tercatat hanya 2 penderita DB di Kecamatan Wonosari. Namun tahun ini terhitung baru satu semester sudah ada 13 penderita DB. Perkebangan tersebut diduga akibat cuaca yang tidak menentu yang terjadi selama kurang lebih empat bulan terakhir.

Advertisement

Menurut Kepala Desa (Kades) Gunting, Triyanto di desa yang ia pimpin terdapat tiga penderita DB dalam tiga bulan terakhir. Ia menambahkan upaya pemberantasan sarang yamuk yang dilakukan para kader kesehatan menurutnya sudah rutin dilakukan.

“Memang cuacanya lagi pancaroba sehingga perkembangan nyamuk meningkat,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (23/7/2013).

Ia menuturkan ia menunggu tindakan yang nyata oleh puskesmas setempat. Ia menambahkan puskesmas juga belum melakukan langkah fogging atau sejenisnya. Ia menjelaskan selama ini pihak puskesmas hanya melakukan penyuluhan-penyuluhan saja, belum ada aksi untuk menanggulanginya.

Advertisement

Pola Hidup Sehat

Sementara Kepala Puskesmas (kapus) Wonosari II, Topo Raharjo, membenarkan adanya peningkatan penderita DB dalam tahun ini. Menurutnya hal itu dipicu terhadap cuaca yang tidak menentu beberapa bulan terkahir ini.  Ia membenarkan belum adanya fogging di wilayah tersebut. ia menjelaskan upaya fogging hanya akan membunuh nyamuk yang dewasa. Telur dan jentiknya tidak dapat mati lewat proses fogging.

Ia menambahkan yang paling terpenting adalah pola hidup masyarakat yang sehat. Salah satunya dengan menerapkan tiga M. Menguras, menutup serta mengubur. “Sebenarnya upaya penerapan tiga M itu saja sudah cukup karena memang itu yang haruis dilakukan untuk meminimalisir DB,” tambah dia.

Advertisement

Ia menuturkan akan selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat direspon dengan baik.  “Kami hanya petugas hanya berkewajiban memberikan pengetahuan dan menanggulangi DB. Akan tetapi soal [ola hidup sehat kita kembalikan kepada pribadi masing-masing masyarakat,” pungkat pria berkumis tebal itu.

Informasi yang berhasil dihimpun Solopos.com sudah ada korban jiwa dalam kasus ini. Beberapa waktu lalu anak ke;ls enam SD setelah dirawat di rumah sakit dinyatakan meninggal dunia. Menurut warga diduga kematian diakibatkan mengalami DB. Namun pihak puskesmas tidak berani mengatakan peristiwa itu diakibatkan oleh DB. Karena pihaknya tidak menerima keterangan resmi dari rumah sakit yang menerangkan positif DB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif