SOLOPOS.COM - Informasi Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBI/Solopos)

Demam berdarah Karanganyar diprediksi mencapai puncak pada April-Mei 2015 mendatang.

Solopos.com, KARANGANYAR – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar memprediksi puncak penyebaran virus demam berdarah yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti pada April-Mei 2015.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

DKK Karanganyar pun membentuk kelompok pekerja penanggulangan (Pokjanal) di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan puskesmas untuk mengoptimalkan penanggulangan dan penanganan demam berdarah (DB) pada masyarakat.

Kepala Puskesmas Colomadu 1, Elizabeth Mardikaningtyas Kusumaningsih, menuturkan Pemkab Karanganyar membentuk Pokjanal pada Rabu (11/3/2015). Pokjanal terdiri dari petugas di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan puskesmas.

“Demam berdarah itu penyakit karena faktor lingkungan. Pengaruh [lingkungan] cukup tinggi. Oleh karena itu Pokjanal diharapkan dapat mengurangi potensi kasus [DB],” kata Mardikaningtyas saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (12/3/2015).

Dia menjelaskan kasus DB di Colomadu tinggi. Sama seperti Gondangrejo, Colomadu termasuk endemis DB. Dia menyebut Desa Malangjiwan berpotensi kasus DB lebih tinggi dibanding desa lain yang ada di bawah penanganan Puskesmas Colomadu 1.

“Kasus DB di Colomadu tertinggi di Karanganyar. Daerah endemis ya wajar. Kasus paling banyak di Malangjiwan. Kondisi padat penduduk dan rumahnya rapat,” ujar dia.

Penanggung Jawab Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Puskesmas Colomadu 1, Hari Masrokhan, menjelaskan terdapat delapan kasus DB selama Januari hingga Februari 2015.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Karanganyar, Fatkhul Munir, menjelaskan keberadaan Pokjanal diharapkan dapat mengurangi kasus DB. Petugas Pokjanal akan memberikan penyuluhan dan gerakan di kantor, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

DKK Karanganyar menjadwalkan PSN di kantor setiap Jumat, sekolah setiap Sabtu, dan Minggu pagi di lingkungan masyarakat.

“Pokjanal diharapkan dapat memberikan informasi cepat dan tepat. Pokjanal juga diharapkan dapat membantu mengurangi kasus DB pada puncak penyebaran, yakni April dan Mei. Analisa selama sepuluh tahun terakhir, kasus DB paling tinggi pada bulan itu,” tutur dia saat dihubungi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya