SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

WONOGIRI – Meningkatnya kasus demam berdarah di wilayah Wonogiri disikapi serius jajaran pemerintahan setempat. Saat ini para camat memantau ketat wilayah endemis yang ada di kecamatan masing-masing. Ada yang memantau dengan mobil keliling dan membentuk tim pemantau jentik nyamuk ke sekolah-sekolah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Camat Baturetno, Teguh Setiyono, mengatakan dua wilayah yang menjadi pantauannya yakni Desa Belikurip dan Desa Baturetno. Menurutnya, dari 13 desa di wilayahnya, dua desa tersebut merupakan endemis nyamuk penyebab demam berdarah (DB). Sebab, setiap tahunnya selalu ada kasus DB.

Akhir pekan lalu, pihaknya mengundang 13 kepala desa dan memberi imbauan untuk tetap waspada. Selain itu, ia mengimbau para kepala sekolah saat ada rapat koordinasi di UPT Dinas Pendidikan setempat. Ia juga berkoordinasi dengan Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan DB.

“Pekan ini, kami bersama Puskesmas berencana memantau jentik-jentik nyamuk di beberapa SD. Sebab, mayoritas warga di wilayah kami yang terserang DB adalah anak-anak usia SD. Kami menduga, mereka digigit nyamuk saat belajar di sekolah,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (27/1/2013). Ia menyatakan, dari data di Puskesmas I dan II Baturetno pada Januari ini, setidaknya ada empat kasus DB. Satu orang di antaranya positif DB dan tiga lainnya suspect atau gejala DB. Selain itu, juga ada dua orang suspect chikungunya.

Menurut Teguh, kondisi mereka sudah membaik dan anak-anak kembali ke sekolah. Tapi, ia tetap mewaspadai dan terus mengimbau masyarakat untuk sering melakukan gerakan 3M atau mengubur, menguras dan menutup barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Sementara itu, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, melakukan antisipasi dengan pemantauan jentik-jentik nyamuk secara keliling setiap Jumat. “Saat musim hujan seperti ini, tim pengendali DB yang terdiri atas Muspika dan puskesmas, setiap Jumat berkeliling untuk memantau jentik-jentik nyamuk ke rumah warga. Kami juga memberi abate dan mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M plus,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau pemerintah desa untuk mengadakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M setaip sepekan sekali pada Jumat atau Minggu. “Yang penting adalah pemberdayaan masyarakat, sehingga timbul kesadaran untuk selalu menjaga kebersihan,” imbuhnya.

Bambang menambahkan salah satu desa di wilayahnya yakni Desa Jendi, memiliki komitmen berupa isolasi lingkungan saat ada warganya yang terserang DB. Lingkungan yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah warga yang terserang DB akan diisolasi dan dilakukan kerja bakti bersama 3M plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya