SOLOPOS.COM - Petugas melakukan fogging atau penyemprotan insektisida guna memberantas nyamuk di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Rabu (11/2/2015). Di desa tersebut, seorang anak balita meningga dunia akibat terjangkit DBD. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Demam berdarah Klaten terus memakan korban.

Solopos.com, KLATEN – Hingga pekan kedua Februari 2015, sebanyak delapan warga Klaten meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Klaten, setidaknya terdapat 112 kasus DBD sejak awal 2015 hingga saat ini.

Dari jumlah tersebut, korban meninggal dunia tercatat delapan orang. Korban terakhir yang dinyatakan meninggal dunia hingga Rabu (11/2) yakni seorang anak balita berumur sekitar empat tahun asal Dukuh Gading, Desa Belangwetan, Klaten Utara.

Sementara itu, DKK melakukan fogging atau penyemprotan nyamuk di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Rabu pagi.

Kepala Dusun (Kadus) III Desa Glagahwangi, Harmono, menjelaskan kasus DBD selama merebak di wilayahnya.

“Kejadiannya sejak akhir Januari lalu. Kalau total ada tujuh orang yang diduga terserang DBD. Ada juga yang sudah sembuh,” jelas dia saat ditemui wartawan di Glagahwangi, Rabu.

Korban meninggal dunia akibat DBD dari Desa Glagahwangi yakni seorang anak balita berumur dua tahun warga Dukuh Babrik, RT 013/RW 006.

Sementara itu, Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2L) DKK Klaten, Herry Martanto, menjelaskan cara paling efektif guna mengurangi kasus DBD yakni melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya