Soloraya
Kamis, 12 Maret 2020 - 19:35 WIB

Demam Berdarah Merenggut Nyawa 4 Anak Di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam beradarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN -- Demam berdarah dengue (DBD) merenggut nyawa empat anak di Klaten dalam 10 pekan terakhir atau sejak awal Januari hingga pertengahan Maret 2020.

Data yang dihimpun Solopos.com, sejak awal tahun hingga pertengahan Maret 2020 ada 33 warga Klaten yang terserang DBD. Dari jumlah itu, demam berdarah merenggut nyawa empat orang.

Advertisement

Keempat orang itu diketahui masih anak-anak berusia empat tahun hingga 16 tahun. Tempat tinggal mereka tersebar di Jatinom, Ngawen, Trucuk, serta Klaten Tengah.

Terakhir, demam berdarah merenggut nyawa seorang anak berumur empat tahun asal Kecamatan Ngawen, Rabu (11/3/2020). Sementara itu, sepanjang 2019 tercatat 319 kasus DBD dengan korban meninggal dunia lima orang.

Advertisement

Terakhir, demam berdarah merenggut nyawa seorang anak berumur empat tahun asal Kecamatan Ngawen, Rabu (11/3/2020). Sementara itu, sepanjang 2019 tercatat 319 kasus DBD dengan korban meninggal dunia lima orang.

Sengketa Proyek Pasar Ir Soekarno: Pemkab Sukoharjo Siapkan Rp8,8 Miliar Untuk Bayar PT Ampuh, Tapi...

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan DBD masih menjadi ancaman di Kabupaten Bersinar.

Advertisement

Anggit menilai upaya penatalaksanaan penanganan kasus DBD di Klaten sudah sesuai standar. Begitu pula upaya pencegahan kasus tersebut. Sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk sudah digencarkan.

Kewaspadaan Virus Corona di Klaten: 12 Orang Dipantau, 1 Warga Sempat Diisolasi

Kader juru pemantau jentik (Jumantik) juga sudah dibentuk di sejumlah wilayah. Kesadaran warga membersihkan bak penampungan air di rumah mereka dari jentik nyamuk juga mulai terbentuk.

Advertisement

Rumah Kosong Bisa Jadi Sumber Penyebaran DBD

Namun, ada tempat yang kerap luput dari kegiatan PSN yakni rumah kosong. Anggit menjelaskan justru selama ini sumber perkembangbiakan nyamuk berasal dari rumah kosong.

“Kenyataannya seperti itu. Rumah kosong yang kami datangi kemudian dibuka dan diperiksa di sana ternyata menjadi pusat jentik,” urai dia.

Lantaran hal itu, Anggit mengatakan perlu keterlibatan pihak lain seperti ketua RT, RW, hingga pemerintah desa agar kegiatan PSN secara rutin juga bisa menyasar ke rumah kosong. Keterlibatan itu diperlukan agar mendapatkan izin memasuki rumah kosong serta pembersihan.

Advertisement

Kisah Misteri: Pengakuan Ibu Pria yang Gagal Nikahi Hantu Waduk Lalung Karanganyar

“Kedepan kami mengimbau kader jumantik yang ada di desa berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat agar kegiatan PSN bisa menyasar ke rumah kosong,” ungkapnya.

Camat Ngawen, Anna Fajria Hidayati, mengatakan anak berumur empat tahun asal Ngawen yang meninggal dunia gara-gara DBD itu berasal dari Desa Candirejo. Anna menjelaskan sudah berkoordinasi dengan kepala desa serta puskesmas untuk menindaklanjuti kasus kematian akibat DBD tersebut.

“Setelah kasus ini kami akan semakin gencar sosialisasi gerakan menguras, menutup, dan mengubur dalam berbagai kesempatan. Gerakan-gerakan kerja bakti dan mengajak semua keluarga rutin membersihkan bak penampungan air. Jangan sampai ditemukan jentik nyamuk,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif