SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah dengue. (beritajakarta.com)

Demam berdarah Sragen, ada dua kecamatan yang dinyatakan bebas endemis DBD.

Solopos.com, SRAGEN–Dua dari 20 kecamatan di Sragen terbebas dari endemis demam berdarah dengue (DBD). Keduanya adalah Kecamatan Tangen dan Kecamatan Miri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Retno D. K. menjelaskan Kecamatan dan Tangen dan Miri terbebas dari endemis DBD karena dalam tiga tahun berturut-turut tidak ditemukan kasus penderita DBD. Serangan DBD di dua kecamatan itu dikategorikan sporadis atau masih ada kasus DBD namun tidak berturut-turut dalam tiga tahun terakhir.

”Sejumlah desa di dua kecamatan itu juga potensial DBD karena tidak ditemukan kasus dalam tiga tahun terakhir,” kata Retno saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (26/1/2016).

Retno menjelaskan terdapat 73 desa dan kelurahan di luar Kecamatan Tangen dan Miri yang menjadi endemis DBD sejak 2013-2015. Terdapat 117 desa dan kelurahan yang mengalami serangan DBD secara sporadis. Sementara itu terdapat 18 desa dan kelurahan yang potensial terhadap serangan DBD. ”Pada 2015 lalu, terdapat 527 penderita DBD, tujuh di antaranya meninggal dunia. Angka itu lebih kecil dibandingkan 2014 lalu yakni 257 penderita DBD dan 15 orang meninggal dunia,” jelas Retno.

Kasi Pengendalian Penyakit DKK Sragen, Sumiyati, mengatakan kesadaran warga untuk menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan DKK Sragen, temuan jentik nyamuk tidak hanya ditemukan di rumah-rumah penduduk tetapi juga sejumlah fasilitas umum. Beberapa fasilitas umum seperti sekolah, masjid, terminal, kantor pemerintahan, kantor perusahaan swasta dan lain-lain justru tidak terjamin kebersihan lingkungannya.

”Orang cenderung tidak peduli dengan kebersihan tempat penampungan air di fasilitas umum. Penanganan kebersihan tempat umum itu biasanya hanya diserahkan kepada orang tertentu. Kalau orang itu tidak rajin bersih-bersih dan kurang cermat, tempat-tempat umum itu justru menjadi sarang nyamuk,” terang Sumiyati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya