Soloraya
Rabu, 21 Maret 2018 - 14:15 WIB

DEMAM BERDARAH SRAGEN: Masyarakat Kian Sadar Kebersihan Lingkungan, Kasus DBD Turun Drastis

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kasus DBD turun dari 875 jadi 140 kasus.

Solopos.com, SRAGEN—Keberhasilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) pada 2017 menjadi 140 kasus dari yang sebelumnya 875 kasus mendapat apresiasi positif Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Dia berharap kinerja Dinkes terus ditingkatkan pada 2018.

Advertisement

“Konsistensi Dinkes dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi pada tahun ini,” kata Bupati, Selasa (20/3/2018).

Yuni, panggilan akrabnya, menilai penurunan jumlah kasus DBD pada 2017 dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan. Faktor lainnya adalah peran maksimal seluruh puskesmas dalam pencegahan dengan melibatkan masyarakat. Selain itu, peran sukarelawan pemantau jentik-jentik sangat strategis. (baca juga: DEMAM BERDARAH SRAGEN : Ini 2 Kecamatan Bebas Endemis DBD)

Advertisement

Yuni, panggilan akrabnya, menilai penurunan jumlah kasus DBD pada 2017 dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan. Faktor lainnya adalah peran maksimal seluruh puskesmas dalam pencegahan dengan melibatkan masyarakat. Selain itu, peran sukarelawan pemantau jentik-jentik sangat strategis. (baca juga: DEMAM BERDARAH SRAGEN : Ini 2 Kecamatan Bebas Endemis DBD)

“Gerakan tiga M [menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas, dan menutup penampungan air] benar-benar dijalankan melalui pengawasan yang dilakukan kolaboratif semua pihak,” tutur dia.

Berdasarkan data Dinkes Sragen, ada 140 kasus DBD pada 2017. Angka itu turun signifikan dibandingkan jumlah kasus DBD pada 2016 sebanyak 875 kasus.

Advertisement

Penjelasan itu disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sragen, M.M. Sumiyati, saat diwawancara wartawan di kantornya, Senin (12/3/2018) lalu.

“Pada 2017 ada 140 kasus, yang meninggal tidak ada. Pada 2016 tercatat 875 kasus dengan lima orang meninggal dunia. Artinya ini penurunan signifikan kasus demam berdarah,” tutur dia.

Penurunan signifikan kasus DBD diikuti dengan turunnya jumlah desa/kelurahan endemis DBD. Pada 2016 ada 72 desa/kelurahan endemis DBD, sementara pada 2017 menjadi 51 desa/kelurahan.

Advertisement

Desa/kelurahan berstatus endemis DBD lantaran selama tiga tahun berturut-turut muncul kasus DBD di wilayah itu.

“Secara umum parameter pengendalian DBD 2017 cukup baik,” imbuh dia.

Tren rendahnya kasus DBD masih terlihat hingga awal 2018. Berdasarkan data Dinkes, sepanjang Januari-Februari 2018 baru ada 27 kasus DBD dengan satu orang meninggal.

Advertisement

Kepala Dinkes Sragen, Hargiyanto, menjelaskan turunnya angka kasus DBD pada 2017 tidak lepas dari intervensi yang dilakukan secara terukur dan terus-menerus oleh Pemkab Sragen.

Konkretnya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan tiga M plus. Selain membiasakan warga agar melakukan PSN, ada pula juru pemantau jentik-jentik per rumah.

“Peran Bupati yang terus menyisipkan materi pentingnya PSN di setiap pengarahan sangat penting. Ini tidak lepas dari background Bupati yang merupakan seorang dokter,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci : Dbd Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif