SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Demam berdarah Sragen, DKK Sragen mencatat selama 2015 ada 7 orang meninggal akibat DBD.

Solopos.com, SRAGEN–Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mencatat ada tujuh orang dari 527 kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2015 meninggal dunia karena mengalami dengue shock syndrome (DSS). Sementara, sepanjang Januari 2016 tercatat ada 39 kasus positif DBD dari 104 kasus suspect DBD.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Data tersebut disampaikan Kasi Pengendalian Penyakit (P2) DKK Sragen Sumiyati atas izin Sekretaris DKK Sragen Hargiyanto saat berbincang dengan Solopos.com di aula DKK Sragen, Jumat (22/1/2016).

Sumiyati menjelaskan tidak semua kasus yang ditangani RSUD Soehadi Prijonegoro positif DBD tetapi ada yang suspect DBD. Kepastian positif DBD, kata dia, didasarkan pada hasil penyelidikan epidemiologi (PE) di sekitar lokus suspect DBD terjadi.

“Kadang-kadang ketika baru panas masyarakat langsung bilang DBD. Padahal baru suspect DBD. Laporan yang masuk ke DKK jumlah suspect DBD sebanyak 104 kasus namun hanya 39 kasus di antaranya yang positif DBD. Data itu tercatat di DKK per Jumat ini [kemarin],” ujarnya.

Sumiyati menjelaskan sepanjang 2015 jumlah kasus DBD 527 kasus dan tujuh orang di antaranya meninggal dunia karena mengalami DSS. Jumlah kasus kematian akibat DBD tersebut turun bila dibandingkan 2014. Dia menyebut kasus kematian 2014 sebanyak 12 kasus dari 575 kasus.

“Kami tak kurang-kurang memberi penyuluhan ke masyarakat untuk pencegahan DBD. Setiap Jumat keempat pada setiap bulannya juga ada program PSN [pemberantasan sarang nyamuk] serentak di setiap kecamatan,” kata Sumiyati.

Dia menuturkan PSN merupakan upaya pencegahan DBD paling efektif karena bisa memutus rantai perkembangbiakan nyamuk Aides Aigypti. Dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak serta merta meminta pengasapan atau fogging setiap muncul kasus suspect DBD.

Dia mewanti-wanti fogging bukan cara yang efektif untuk mencegah DBD tetapi justru ada potensi nyamuk resistensi terhadap obat insektisida.

“Di sisi lain, upaya fogging juga ada dasar dan kriteria. Petugas tidak asal melakukan fogging tanpa kriteria yang jelas,” tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya