SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah dengue. (beritajakarta.com)

Demam berdarah Sragen, ada puluhan pasien DBD yang ditangani di RSUD Soehadi Prijonegoro selama Januari 2016.

Solopos.com, SRAGEN–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soehadi Prijonegoro Sragen menangani 47 pasien positif terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama Januari 2016. Angka kasus tersebut diprediksi terus bertambah berdasarkan tren kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Puluhan pasien DBD itu menjalani rawat inap. Sebagian mereka berasal dari wilayah Kedawung, Jenar, dan Tangen. Salah satu pasien DBD Al Malik Khoiruddin, bayi yang masih berumur dua tahun asal Dukuh Pilangrejo RT 025, Desa Wonokerso. Putra pegawai Puskesmas Kedawung itu sempat dirawat dua hari di Puskesmas Kedawung.

“Setelah dirawat di puskesmas, saya kemudian merujuk anak itu ke RSUD Sragen. Petugas puskesmas juga melakukan PE [penyelidikan epidemiologi] di 32 rumah sekitar rumah pasien. HI [house index] juga masih di bawah 10%, yakni 9,6%. Selain itu, kami juga melakukan abatisasi dan penyuluhan kepada warga setempat,” ujar Kepala Puskesmas Kedawung, Haris Almacca, Kamis (21/1/2016).

Dia mengatakan wilayah Wonokerso menjadi perhatian serius Puskesmas Kedawung kendati bukan daerah endemis. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, hanya Desa Kedawung yang masuk kategori daerah endemis DBD. Haris berpendapat tren perkembangan DBD biasanya meningkat pada Februari. Dia sudah menyiapkan antisipasi seperti penyediaan insektisida sebagai obat untuk pengasapan (fogging).

“Selama 2015, ada 20 kasus DBD di Kedawung. Ya, 2015 itu merupakan siklus lima tahunan. Tahun ini saya kira cenderung menurun,” tambahnya.

Terpisah, Kabis Pelayanan RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, Finuril Hidayati, saat ditemui Solopos.com, Kamis, mencatat ada 47 pasien DBD yang masuk RSUD sejak awal Januari hingga Kamis kemarin. Dia menyampaikan data pelayanan pasien DBD pada Januari 2015 yang lebih banyak, yakni 57 orang pasien DBD.

Finuril juga sependapat dengan Kepala Puskesmas Kedawung yang mengatakan adanya tren peningkatan angka kasus DBD pada Januari-Februari.

Finuril mewaspadai jangan sampai pasien mengalami dengue shock syndrome (DSS) karena kondisi tersebut sudah sulit ditangani. Dia bersyukur selama 2015 tidak ada kasus pasien yang sampai mengalami DSS. Dia mengimbau kepada publik agar mewaspadai dini munculnya kasus DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya