Soloraya
Minggu, 7 April 2013 - 16:05 WIB

DEMAM BERDARAH : Waduh, Wilayah Colomadu Belum Aman Risiko DBD

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas pemantau jentik memeriksa rumah warga untuk mengetahui adanya jentik-jentik bibit nyamuk penyebar demam berdarah di wilayah Desa Gajahan. Colomadu, Karanganyar. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Petugas pemantau jentik memeriksa rumah warga untuk mengetahui adanya jentik-jentik bibit nyamuk penyebar demam berdarah di wilayah Desa Gajahan. Colomadu, Karanganyar. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

KARANGANYAR – Desa Gajahah Colomadu belum aman dari penyakit demam berdarah degue (DBD). Karena itu masyarakat diharap mewaspadai serangan nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab penular DBD.
Advertisement

“Kami belum menganalisis seluruh hasil pemantauan jentik yang dilakukan tim. Tetapi dari hasil sementara pemantauan jentik yang kami dapat dari Dukuh Gatak, Dusun Kasuran, Desa Gajahan, angka bebas jentik (ABJ) masih 91,6 persen,” ujar salah seorang petugas PEncegahandan Pengendalian Penyakit Puskesmas Colomadu I, Hari Masrokhan ketika ditemui wartawan seusai melakukan pemantauan jentik di Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Karanagnyar, akhir pekan lalu.

Menurut dia ambang batas aman atau ABJ ideal suatu kawasan idealnya 95 persen. Jentik nyamuk yang ditemukan rata-rata terdapat pada gentong atau di luar rumah. Terkait itu pihaknya berharap kesadaran warga agar mau memeriksa bak air paling tidak satu pekan sekali. Dia juga mengibau warga mewaspadai tempat-tempat yang dinilai berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti tumpukan ban bekas, kaleng-kaleng di kebun, potongan bambu di pagar dan tempat lainnya yang memungkinan terjadi genangan air.

Sementara itu salah seorang dokter Puskesmas Colomadu I Siti Mahfudah menjelaskan Desa Gajahan merupakan wilayah terakhir daerahnya yang dipantau jentik nyamuknya. Sebab daerah-daerah lainnya seperti Ngasem, Malangjiwan dan sebagainya, dinilai telah dilakukannya. Pemantauan ini dilakukan oleh para petugasnya yang dibagi 18 kelompok. Mereka memantau jentik nyamuk dari rumah ke rumah secara serentak hingga sebanyak 400 unit rumah warga setempat.

Advertisement

Berdasar pantauan beberapa rumah warga, jetik nyamuk di dapati di beberapa tempat di antaranya di tempat kaleng bekas di luar rumah, bak mandi dan sebagainya. Kendati demikian timnya yang saat ditemui belum selesai melakukan pemantauan jentik ke seluruh rumah warga, pihaknya mengaku belum bisa memberi persaentase ABJ.

Berdasar pantuan wartawan di lapangan, Desa Gajahan yang beberapa rumah di antaranya digunakan kos-kosan masih ditemukan jentik nyamuk. Beberapa penghuni kos-kosan yang terdiri atas para mahasiswa ada yang tak menyadari bak mandi mereka menjadi berkembang biaknya jentik nyamuk.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif