SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Demam berdarah Wonogiri terjadi di Banaran, Wonoboyo. Belasan orang terjangkit penyakit DBD.

Solopos.com, WONOGIRI Demam berdarah dengue (DBD) mewabah di Lingkungan Banaran, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri. Belasan warga RT 002 dan RT 003/RW 011 lingkungan tersebut terkena penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegyti itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebagian warga itu sudah sembuh dan pulang ke rumah setelah menjalani perawatan di rumah sakit, sementara sebagian lainnya masih dirawat. Ketua RT 003/RW 011, Lingkungan Banaran, Wiwik Budi, kepada Solopos.com, Rabu (1/4/2015), menjelaskan warga menginginkan fogging (pengasapan) segera untuk menghambat penyebaran demam berdarah di Wonogiri.

Dia menyebut ada empat warganya yang terkena DBD sedangkan di RT 002 ada tujuh orang. “Mereka kabarnya positif menderita DBD. Penderita dirawat di RSUD [dr. Soediran Mangun Sumarso] Wonogiri, sebagian sudah pulang sebagian lagi masih dirawat,” jelas Wiwik.

Warga lingkungan tersebut yang memiliki anak kecil cemas. Wiwik mengakui upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayahnya belum dilakukan.

“Upaya warga baru menyemprotkan obat nyamuk di lingkungan rumah atau menutup lubang ventilasi rumah dengan kasa. Maksudnya agar nyamuk tak masuk rumah. Bagi yang memiliki anak balita, melindunginya dengan selubung antinyamuk,” jelas dia.

Ketua Komisi 1 DPRD Wonogiri Sugeng Achmadi dan anggota Komisi I Budi Sudibyo, heran dengan penanganan penyakit DBD yang merebak tiap lima tahunan itu.

“Dinas terkait seharusnya memiliki konsep pencegahan. Tidak bisa hanya menyebutkan bencana lima tahunan dan sebagainya. Kalau sudah mengetahui siklus lima tahunan semestinya sudah memiliki langkah-langkah pencegahan sehingga tahun ini tidak merebak,” jelas dia.

Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Bantarangin, Wonogiri, Suseno Hadi Saputro, belum mendapatkan laporan kasus DBD di Lingkungan Banaran, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri. Data medis penderita DBD dari rumah sakit dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) sehingga puskesmas tidak mendapatkan tembusan surat.

“Pengalaman selama ini, Puskesmas mendapatkan perintah melakukan penyelidikan epidemiologi [PE] dari DKK ke lokasi pasien setelah DKK mendapatkan data medis dari rumah sakit yang merawat pasien,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (1/4/2015).

Selain itu, laporan bisa dilakukan oleh Ketua RT atau masyarakat setempat ke puskesmas. “Informasi di Lingkungan Banaran segera ditindaklanjuti dengan menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan. Fogging menjadi kewenangan DKK. Petugas puskesmas akan melakukan PE. Hasil PE dilaporkan ke DKK untuk menentukan tindakan, apakah fogging atau yang lain,” jelas dia.

Petugas kesehatan Puskesmas Bantarangin yang membina wilayah Wonoboyo, Sri Nuryani, segera turun ke lokasi untuk melakukan PE. Menurut dia, obat abate akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis.

“Stok abate cukup untuk memenuhi permintaan warga Kelurahan Wonoboyo,” ujar Sri Nuryani terkait penanganan demam berdarah di Wonogiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya