Soloraya
Selasa, 10 Januari 2023 - 10:01 WIB

Demam Lato-lato, KPAI: Anak Butuh Ruang Berekspresi Jangan Buru-buru Dilarang

Indah Septiyaning Wardani  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sub Komisi Pengaduan KPAI Dian Sasmita (Istimewa/Dian Sasmita)

Solopos.com, KARANGANYAR–Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merespons demam lato-lato yang menjadi permainan baru anak-anak hingga orang dewasa.

Sub Komisi Pengaduan KPAI Dian Sasmita menilai maraknya anak-anak memainkan lato-lato dan kebablasan dilakukan di semua tempat tak sepenuhnya salah anak. Setiap aktivitas anak, orang tua, atau pengasuh wajib tahu dan membersamai untuk menjelaskan bahaya dan risikonya.

Advertisement

“Harus mengarahkan anak ke arah yang positif. Semua permainan yang membuat anak senang, mereka pasti akan memainkan dengan serius dan senang. Seperti halnya game online,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (10/1/2023).

Menurutnya, orang tua berperan penting dalam mengawasi anak-anak. Mereka tak boleh abai. Kenalkan anak dengan etika bermain agar anak paham bahwa tidak semua tempat dapat dijadikan ruang bermain.

Advertisement

Menurutnya, orang tua berperan penting dalam mengawasi anak-anak. Mereka tak boleh abai. Kenalkan anak dengan etika bermain agar anak paham bahwa tidak semua tempat dapat dijadikan ruang bermain.

Dian menyebut bermain lato-lato dengan anak dapat membangun kedekatan antara anak dan orangtua. Selama 15 menit bermain dengan anak akan membuat mereka gembira. Anak merasakan kehadiran orang tua secara utuh.

“Pemerintah, seperti sekolah atau dinas kebudayaan atau pariwisata, dapat mewadahi kreativitas anak dengan lato-lato,” ulas pendiri Yayasan Sahabat Kapas itu.

Advertisement

Namun yang menjadi pertanyaannya, apakah pemerintah setempat sudah memfasilitasi ruang bermain ramah anak?

“Jadi jangan terburu-buru melarang anak bermain. Temani anak bermain. Karena fase tumbuh kembang anak akan optimal jika mereka dapat bermain dengan gembira dan aman,” ucap Dian.

Dia melanjutkan permainan lato-lato sebenarnya ada di Indonesia sudah sejak lama . Namun, belakangan kembali marak dimainkan berbagai kalangan.

Advertisement

Menurutnya, tak hanya bermain lato-lato, bermain kelereng, dan layangan juga sama sama membutuhkan skill khusus. Latihan yang berulang-ulang akan membuat mereka terampil.

“Selama latihan, jika ada goresan atau kapalan bahasa Jawanya, itu wajar,” kata dia.

Dia sangat menghargai keterampilan memainkan lato-lato. Secara pribadi, lanjut dia, untuk memainkan lato-lato pun tak langsung bisa.
Butuh koordinasi gerak tangan yang stabil dan konsentrasi. Permainan lato-lato ini tak sesederhana suaranya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif