Soloraya
Senin, 20 November 2017 - 19:15 WIB

Demi Kepentingan Warga, Jalur KA Bandara Solo akan Dibuat Melayang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah meninjau bakal lokasi stasiun baru di Kampung Sekip RT 005/RW 008 Kadipiro, Banjarsari, Solo, Senin (20/11/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Jalur KA Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan akan dibuat melayang.

Solopos.com, SOLO — Jalur kereta Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan akan dibuat melayang. Hal itu untuk mengurangi dampak sosial bagi warga terutama terkait akses jalan kampung yang dilalui jalur tersebut.

Advertisement

Di sisi lain, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah memastikan stasiun baru untuk menunjang pengoperasian kereta bandara akan dibangun di Kampung Sekip RW 008 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo. Lokasi stasiun bergeser dari rencana awal karena skema pembangunan jalur KA Bandara diubah menjadi menanjak atau jalur layang.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (20/11/2017) pukul 12.00 WIB, sejumlah pejabat Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah menghampiri tanah kosong di utara masjid dan tempat pengajian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) RT 005/RW 008 Kadipiro. (Baca: Materi Belum Matang, Sosialisasi Proyek Kereta Bandara Ditolak Warga Kadipiro)

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (20/11/2017) pukul 12.00 WIB, sejumlah pejabat Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah menghampiri tanah kosong di utara masjid dan tempat pengajian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) RT 005/RW 008 Kadipiro. (Baca: Materi Belum Matang, Sosialisasi Proyek Kereta Bandara Ditolak Warga Kadipiro)

Para pejabat tersebut ingin melihat kondisi lahan yang diproyeksi terdampak proyek pembangunan kompleks stasiun baru. Petugas menghitung kebutuhan lahan pembangunan stasiun baru dengan berpedoman pada posisi rel yang telah ada.

“Sekarang kami sedang menghitung kebutuhan lahan untuk stasiun baru. Kalau ke stasiun saya butuh lahan 50 meter [dari as rel]. Memang lebar karena standar pembangunan stasiun bukan saja ada gedung, tapi juga lahan parkir, musala, dan lain sebagainya,” kata anggota staf Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Dandung Iskandar, di RW 008 Kadipiro, Senin.

Advertisement

Dia menjelaskan alasan pemindahan bakal lokasi pembangunan kompleks stasiun karena ada dua hal, yakni mempertimbangkan perubahan skema pembangunan jalur KA bandara dan dampak ekonomi masyarakat. Dandung menuturkan jalur KA bandara batal dibangun dengan konstruksi urukan tanah, melainkan diganti konstruksi layang atau menanjak. (Baca: Surat Undangan dari BPN Bikin Warga Terdampak Proyek Kereta Bandara Solo Waswas)

“Bakal lokasi stasiun kami geser tidak jauh dari bakal lokasi awal. Kalau tetap di lokasi awal, bangunan stasiun bisa mengenai pabrik sehingga risiko kerugian makin tinggi. Kami cari tanah kosong saja. Selain itu lokasi kenapa pindah juga karena ada perubahan konstruksi jalur. Dulu kan rencananya mau pakai konstruksi urukan, sekarang diganti konstruksi dilayangkan,” jelas Dandung.

Dandung menjelaskan lokasi stasiun baru perlu digeser ke arah selatan dengan maksud untuk menyediakan ruang lebih panjang bagi kereta melakukan ancang-ancang sebelum melewati jalur menanjak. Dia menerangkan salah satu pertimbangan skema konstruksi pembangunan jalur KA bandara diubah menjadi jalur layang, yakni memperkecil dampak sosial masyarakat.

Advertisement

Dengan dibangun jalur layang, jalan-jalan kampung di Kadipiro bisa tetap eksis bisa dimanfaatkan masyarakat. “Kalau tetap pakai konstruksi urukan untuk jalur KA bandara, banyak jalan desa di Kadipiro yang tertutup. Warga jadi enggak dapat jalan. Kalau jalur dilayangkan, jalan desa intinya tidak akan mati. Nanti kereta dari stasiun ancang-ancang kemudian melewati titik lengkung di dekat Kampung Lemah Abang. 300 meter lebih dari titik lengkung kemudian mulai naik ke arah tol,” jelas Dandung.

Dandung menambahkan petugas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah beberapa hari ke depan berada di Kapiriro. Selanjutnya petugas akan mengindentifikasi lahan milik PT KAI dan lahan warga yang terdampak proyek pembangunan jalur KA bandara.

Petugas Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah melaksanakan kegiatan bersama pejabat Kantor Pertanahan Solo dan tim dari Pemkot Solo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif