SOLOPOS.COM - Warga Desa Ketoyan, Wonosegoro, Boyolai menggelar aksi unjuk rasa di balai desa setempat untuk memprotes hasil seleksi perangkat desa (perdes) yang dinilai penuh kejanggalan dan ada indikasi kecurangan, Jumat (8/12/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Demo Boyolali, warga Ketoyan berunjuk rasa menolak pelantikan Kadus II.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, menggelar demonstrasi di balai desa setempat, Jumat (8/12/2017). Aksi yang dilakukan menjelang pelantikan perangkat desa (perdes) di Wonosegoro itu dipicu ketidakpercayaan warga atas hasil seleksi perdes beberapa waktu lalu karena dinilai penuh kecurangan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan , aksi demo diikuti puluhan warga Desa Ketoyan dan dijaga sejumlah anggota polisi. Kalangan ibu-ibu, bapak-bapak, serta anak-anak muda turun ke jalan untuk memprotes panitia seleksi perdes.

“Warga Dusun Gagatan tidak menginginkan kadus II [kepala dusun] terpilih. Selain seleksi banyak kecurangan, kadus II juga dikenal cuek dan tak bermasyarakat,” ujar koordinator aksi demo, Nur Khasan dalam orasinya.

Nur Khasan mengaku telah melakukan investigasi bersama timnya terkait proses pemilihan perdes Ketoyan. Hasilnya, tes Perdes Ketoyan ditemukan banyak kejanggalan dan diduga kuat ada kecurangan. Terkait itulah, Nur Khasan bersama puluhan warga dan tokoh masyarakat setempat menolak keberadaan kadus II terpilih.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Ketoyan, Rahman, yang menemui peserta aksi di balai desa bergeming atas tuntutan warga itu. Rahman berdalih  semua proses seleksi perdes berjalan sesuai aturan perundang-undangan.

“Jadi, mohon maaf bapak-ibu semua. Saya tak bisa memenuhi tuntutan bapak ibu semua. Sebab, kalau saya membatalkan, berarti saya melanggar perundangan dan saya bisa ‘masuk'[penjara],” jawab Rahman di hadapan peserta demo.

Selain kades, juru bicara tim seleksi perdes, Tri Joko Sutrisno, berkukuh bahwa tim panitia seleksi perdes telah bekerja sesuai aturan perundang-undangan.

Meski tuntutan warga ditolak, namun aksi berjalan damai. Warga membubarkan diri menjelang Salat Jumat. Sementara itu, perdes hasil seleksi yang ditolak warga tak terlihat dalam aksi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya