SOLOPOS.COM - Warga Ngargoyoso Karanganyar melakukan orasi di halaman kantor Kecamatan Ngargoyoso, Selasa (27/2/2018). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Demo Karanganyar dilakukan puluhan warga di Ngargoyoso.

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, menuntut proyek pembangunan fasilitas objek wisata di Desa Kemuning dan Ngargoyoso dihentikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Puluhan orang mengaku warga terdampak proyek pembangunan fasilitas objek wisata di Desa Kemuning dan Ngargoyoso datang ke kantor Kecamatan Ngargoyoso pada Selasa (27/2/2018). Mereka menenteng spanduk berisi penolakan pembangunan fasilitas objek wisata di Desa Kemuning. Fasilitas objek wisata yang dimaksud adalah lahan parkir di dekat proyek pembangunan sky bridge.

Perwakilan warga, Eko Wuryanto, berorasi di halaman kantor kecamatan. Dia mengkritik kebijakan pemerintah desa dan kecamatan terkait sejumlah pembangunan fasilitas objek wisata di Ngargoyoso. Pihaknya menilai pemerintah tidak berpihak kepada warga tetapi investor.

“Hentikan eksploitasi. Dampak longsor. Katanya penataan lahan, akhirnya malah longsor. Enggak ada rembuk dengan warga. Kami ini warga terdampak, harusnya diajak mengobrol. Kalau mau bikin jembatan kaca, emplasemen, dan take off-landing paralayang silakan. Kami terima,” kata Eko saat ditemui wartawan di sela-sela demo.

Lelaki yang menjadi anggota Forum Peduli Kemuning menyampaikan warga kecewa karena pekerjaan pengembang tidak kunjung rampung. Jembatan kaca dan emplasemen belum digarap. (baca: Investasi Rp55 Miliar, Ini Desain Jembatan Kaca Kemuning di Ngargoyoso)

“Kalau take off-landing paralayang sudah jadi. Yang dua itu belum. Malah bikin lahan parkir di dekat take off-landing paralayang. Dibongkar dan dihancurkan. Harusnya ada pemberitahuan. Kami harap dihentikan. Lahan sudah diacak-acak. Pekerjaan diselesaikan satu-satu, supaya kami percaya. Hla ini belum selesai semua,” ujar dia.

Hal senada disampaikan warga dari Desa Ngargoyoso yang menuntut proyek pengerukan lahan di belakang kantor kecamatan dihentikan. Proyek itu berdampak pada lingkungan, salah satunya tanah longsor pada jalan penghubung antardesa di Ngargoyoso.

Perwakilan warga Kemuning dan Ngargoyoso diterima Camat Ngargoyoso Edi Sukiswandi, Kapolsek Ngargoyoso AKP Apin Sunu, dan Direktur PT De Kemuning, Andi Nurul Huda. PT De Kemuning adalah perusahaan yang mengerjakan pembangunan sky bridge.

Camat Ngargoyoso, Edi Sukiswandi, saat ditemui wartawan seusai memberikan pernyataan di hadapan warga menyampaikan pemerintah kecamatan dan pengembang akan menghentikan pembangunan fasilitas objek wisata.

“Ini aspirasi. Kami akan amankan kebun teh ikon objek wisata. Kegiatan eksploitasi untuk parkir dihentikan karena merusak kebun teh. Kami bentuk tim isinya kades dan ketua karang taruna untuk bahas pekerjaan tersebut. Ada missed communication antara PT Rumpun Sari Kemuning dengan warga. Kami malah enggak tahu kalau ada pembangunan parkir,” ujar Edi .

Sementara itu, Direktur PT De Kemuning sekaligus Direktur PT Rumpun Sari Kemuning, Andi Nurul Huda, mengatakan akan berkoordinasi dengan warga untuk mencari tahu keinginan warga terkait proyek tersebut.

“Saya enggak mau berkomentar banyak. Nanti nunggu rapat dengan tim, maunya warga bagaimana. Nanti malah salah lagi kalau saya banyak berkomentar,” tutur dia saat ditemui wartawan seusai rapat koordinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya