Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Sebelumnya, aksi yang dipimpin Presiden BEM FH UMS, Muhammad Wahyu, bergerak dari FH UMS menuju kampus II UMS sekitar pukul 10.00 WIB. Sepanjang aksi, arus lalu lintas di pertigaan UMS ramai lancar. Belasan aparat kepolisian berjaga di lokasi itu.
Delapan tuntutan yang diserukan meliputi pemerataan pendidikan, memperjelas kurikulum pendidikan, menasionalisasi sumber daya alam (SDA), menuntaskan kasus pelanggaran HAM, memperbaiki perekonomian nasional, menjelaskan kebijakan presiden yang dinilai tidak pro rakyat, menjelaskan peran wakil presiden dan menyelesaikan kasus korupsi di Indonesia.
Para aktivis menilai, SBY gagal membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Satu per satu kasus korupsi yang muncul ke permukaan, terkesan ditutup-tutupi dengan berbagai kasus lain sehingga tidak pernah tuntas.
Ketika ditemui Solopos.com seusai orasi, Muhammad Wahyu, mengatakan rencananya aksi damai yang dilakukan pihaknya berlanjut ke Bundaran Gladag, Solo. Namun, hal itu urung dilakukan karena aktivis kampus lain tidak jadi menggelar aksi serupa. “Dalam waktu dekat, aktivis Solo berencana kembali menggelar aksi damai yang lain. Aksi kali ini akan kami evaluasi dulu,” imbuhnya.